Serang (ANTARA) - Lembaga konslutan politik seharusnya melahirkan para pemimpin dan politisi yang memiliki inegritas dan moral yang baik, jangan hanya berorientasi pada 'profit oriented' yang akhirnya malah melahirkan para pemimpin yang buruk karena berujung pada persoalan hukum karena jabatannya.
"Pada Pilkada serentak 2020 mendatang akan ada 270 daerah yang akan mengikuti pilkada serentak. Selain banyak yang bisa didapatkan oleh lembaga konsultan politik, tapi harus punya tanggung jawab sosial dan moral jangan sampai pemimpin yang dipoles berujung pada jeruji besi. Tidak hanya berpikir soal mendapatkan uang saja, tapi harus mengawal sampai kepemimpinanya sukeses dan tidak berujung dengan hukum karena jabatan atau kepemimpinnya," kata Wakil Rektor Universitas Serang Raya (Unsera) yang juga pemerhati politik Dr Abdul Malik saat 'launching' lembaga konsultan politic 'UsPolitica' di Serang, Rabu.
Malik mengatakan, konsultan politik harus menghasilkan pemimpin yang berintegritas dan berkualitas dari kerja-kerja konsultan politik yang melakukan polesan pada kandidat dan memberikan kesan citra yang baik dan positif.
"Meskipun selama ini banyak pemimpin yang awalnya buruk rupa kemudian dipoles menjadi bagus dan akhirnya kembali menjadi buruk seperti malah berurusan dengan KPK," kata Abdul Malik.
Ia mengatakan, meskinya jika ingin mengisi demokrasi dengan baik,konsultan politik harus bisa memilah dan memilih kandidat pempimpin yang akan dipoles dan diberikan pelayanan konsultan politik.
"Harus selektif dalam memilih siapa yang akan diberikan pelayanan konsultan politik. Konsultan politik adalah simbol perlawanan politik dan demokrasi yang tidak beres," kata mantan Dekan Fisip Unsera tersebut.
Ia berharap konsultan politik harus mendorong pada gerakan civil sociaty dan juga mendorong pada politik akhlaqi karena ini menyangkut nasib hidup orang banyak.
"Dari mulai kerja- kerja kecil yang dilakukan konsultan politik secara simultan, harus melahirkan politik akhlaqi bukan sebagai simbol. Jadi tidak hanya politik simbolik yang banyak dilakukan sekarang ini dan juga banyak dilakukan oleh para politisi, karena itu hanya manupulasi dan membangun kebohongan," kata Abdul Malik dalam diskusi yang dihadiri puluhan awak media.
Ia mengatakan, aspek etis menjadi hal yang penting dalam iklim demokrasi liberal saat ini yang cenderung tidak jelas aturannya. Sehingga konsultan politik jangan mengajarkan masyarakat pada politik simbolik dan pragmatisme.
'Apapun latar belakang agamanya, seorang calon pemimpin harus memiliki integritas dan tidak menggunakan simbol-simbol agama dan lainnya untuk memberikan kesan positif pada masyarakat," katanya.
Sementara itu, Pendiri sekaligus Direktur UsPolitica, Uday Suhada berjanji akan membawa lembaga yang dipimpinnya menjadi yang disegani oleh publik dan tetap menjaga etika, integritas serta moral bagi calon pemimpin masa depan bangsa, baik di levelnasional maupun di daerah.
"Ingatkan saya, hal-hal yang subtansi, bagaimana saya membangun demokrasi, tidak hanya sekedar melakukan polesan pada calon pemimpin. Karena kami sangat meyakni, jika kandidat yang kita poles itu berdampak untuk lima tahun kedepan. InsyAllah saya bekerja untuk kemaslahatan masyarakat," kata Uday Suhada.
Uday mengatakan, pada Pilkada serentak Tahun 2020 mendatang, ada sekitar 270 daerah melakukan penyelenggaran pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Indonesia, empat diantaranya di Provinsi Banten yakni,Kabupaten Serang, Cilegon, Kota Tangerang Selatan dan Pandeglang.
"Saya terus terang, di Banten ini sudah ada dua orang yang minta ke saya agar saya menjadi konsultan politiknya, tapi karena saya tahu rekam jejaknya, maka itu saya tolak. InsyAllah saya membawa UsPoltiica di Banten benar-benar yang membawa kepentingan masyarakat. Ini bukan untuk kami saja, tetapi untuk masyarakat Banten," kata aktivis sekaligus pendiri Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP) tersebut.
Ia mengatakan, UsPolitica akan menempatkan posisinya seperti tujuan awalnya. Tidak mengedepankan keuntungan materi semata, akan tetapi memberi manfaat lebih untuk masyarakat.
"Bukan kita yang puas, tetapi memuaskan semua masyarakat. Kita yang moles dan hasilnya juga masyarakat yang menikmati dalam pembangunan," katanya.***2***
Akademisi: konsultan politik harus lahirkan pemimpin berintegritas
Rabu, 25 September 2019 18:12 WIB