Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menetapkan siaga bencana kekeringan dan kebakaran menyusul kemarau panjang yang berlangsung sejak Juni 2019.
"Kami memberlakukan siaga penuh selama 24 jam di Posko Utama guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi di Lebak, Minggu.
Penetapan siaga bencana itu karena masyarakat tersebar 19 kecamatan mengalami krisis air bersih.
Masyarakat yang dilanda krisis air bersih itu antara lain Kecamatan Sajira, Cipanas, Bojongmanik, Leuwidamar, Cirinten, Warunggunung, Gunungkencana, Cihara, Wanasalam dan Panggarangan.
Selanjutnya, Kecamatan Bayah, Cigemblong, Cijaku, Cilograng, Cimarga, Muncang, Bayah, Cilograng dan Cibadak.
Baca juga: Di Kabupaten Lebak, tercatat 425 hektare gagal panen
BPBD setiap hari mendistribusikan bantuan pasokan air bersih ke perkampungan di 19 kecamatan sesuai permintaan pihak kecamatan.
"Semua warga yang mengalami krisis air bersih didistribusikan sebanyak 18 ribu liter dengan tiga tangki secara bergiliran," tambahnya.
Menurut dia, saat ini, masyarakat yang terdampak bencana kebakaran sekitar 84 rumah hangus terbakar juga ratusan warga mengungsi dan terakhir di permukiman masyarakat Badui.
BPBD Lebak menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang mengalami bencana kebakaran.
Diperkirakan kerugian kebakaran tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
"Beruntung, kebakaran itu tidak menimbulkan korban jiwa," sebutnya.
Ia mengatakan, BPBD Lebak menerjunkan sekitar 12 petugas kebencanaan dan relawan tangguh di Posko Utama dengan sistem piket.
Selain itu juga dilengkapi kendaraan taktis untuk penyelamatan dan evakuasi korban bencana juga terdapat angkutan tangki air bersih.
Begitu juga stok logistik kebutuhan dasar, tenda besar hingga peralatan dapur.
"Kami bergerak cepat jika terdapat laporan bencana itu," ujarnya.
Baca juga: BPBD Lebak terus optimalkan distribusi air bersih ke kecamatan kekeringan
BPBD Lebak tetapkan siaga bencana kekeringan
Senin, 23 September 2019 14:35 WIB
Masyarakat yang dilanda krisis air bersih itu antara lain Kecamatan Sajira, Cipanas, Bojongmanik, Leuwidamar, Cirinten, Warunggunung, Gunungkencana, Cihara, Wanasalam dan Panggarangan.