Serang (ANTARA) - Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy meminta peningkatan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB) di Banten dapat ditingkatkan bagi semua lapisan masyarakat di Banten terutama warga miskin.
"Khususnya untuk warga miskin, ini akses mereka untuk mendapatkan pelayanan harus dipermudah. Istilahnya kita harus jemput bola." kata Andika saat membuka Rapat Koordinasi Daerah Program Kependudukan, KB dan Program Pembangunan Keluarga tingkat Provinsi Banten di Serang, Rabu.
Andika meminta beberapa hal harus menjadi perhatian serius terkait dengan pelayanan KB. Hal yang harus diperhatikan tersebut diantaranya adalah meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi bagi pasangan usia subur tentang kesehatan reproduksi; melindungi peserta KB dari dampak negatif penggunaan alat kontrasepsi; dan meningkatkan kualitas penyediaan dan pemanfaatan alat kontrasepsi.
Menurut Andika, pada tingkatan operasional di lapangan, peran petugas pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD) yang tersebar di setiap desa/kelurahan sangat menentukan kesuksesan program KB. Selain sebagai motivator, petugas PPKBD merupakan perekrut akseptor KB yang sangat efektif.
“Data BPS Provinsi Banten tahun 2016 menunjukkan jumlah PKKBD di Provinsi Banten mencapai 1.551 orang,” katanya.
Andika mengatakan, Pemerintah Provinsi Banten memberikan apresiasi kepada petugas PPKBD yang telah mensukseskan program KB terutama di pedesaan. Petugas PKKBD disebut Andika sebagai pahlawan KB yang sebenarnya karena dinilai telah bekerja keras mensosialisasikan program, mengajak dan memotivasi dan selanjutnya merekrut pasangan usia subur (PUS) untuk menjadi peserta KB aktif.
“Peran inilah yang harus mendapat perhatian dan apresiasi dari pemerintah Kabupaten/Kota dengan dukungan BKKBN Provinsi Banten,” ujarnya.
Terkait pentingnya program KB, menurut Andika, jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Sementara itu Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal mengatakan, KB merupakan program yang sangat besar di Indonesia. Program KB di Indonesia diyakini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengurangan jumlah penduduk. Keberhasilan itu, kata dia, ditandai dengan penurunan angka kelahiran total (Total Fertility Rate-TFR).
Menurutnya, sebelum adanya program KB, rata-rata perempuan Indonesia mempunyai lima atau enam anak (TFR 5,6).
"Bahkan di beberapa provinsi di luar Jawa TFR mencapai 7 atau 8 anak," kata dia.
Namun hingga tahun 2011, kata Nofrijal, keluarga Indonesia pada umumnya hanya mempunyai dua atau tiga anak saja (TFR 2,4). Penurunan TFR ini, kata dia, mampu menghambat Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia dari 2,34 persen per tahun untuk periode tahun 1971-1980 menjadi 1,38 persen pertahun antara tahun 2010-2015. ***3***
Wagub Banten minta pelayanan KB maksimal untuk warga miskin
Rabu, 20 Maret 2019 19:14 WIB
Khususnya untuk warga miskin, ini akses mereka untuk mendapatkan pelayanan harus dipermudah. Istilahnya kita harus jemput bola