Serang (ANTARA) - Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Pamarican 1 Kota Serang, Provinsi Banten dilaksanakan secara dalam jaringan (daring) setelah gedung sekolah terendam banjir selama lima hari terakhir.
Kepala SDN Pamarican 1 Kota Serang Rohmatun Najilah di Serang, Kamis, mengatakan keputusan meliburkan aktivitas tatap muka diambil karena situasi sekolah tidak kondusif akibat air masuk hingga ruang kelas, sejak Minggu (9/11).
"Sudah berjalan daring sejak dari hari Senin. Dari hari Sabtu itu kan hujan terus seharian, dan air mulai masuk ke dalam kelas serta lingkungan sekolah pada Minggu pagi," ujarnya.
Dia menjelaskan genangan air bertahan cukup lama karena posisi sekolah yang lebih rendah dibandingkan dengan permukiman warga di bagian belakang.
Baca juga: Wali Kota Serang bersihkan ruang kelas akibat banjir di Pamarican
Hal ini, menyebabkan sekolah menerima limpahan air kiriman setiap kali hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Pihak sekolah memutuskan untuk tidak memaksakan siswa datang ke sekolah demi alasan keselamatan.
Selain licin dan kotor, banjir yang menggenangi sekolah tersebut juga membawa risiko hewan berbahaya.
"Riskan, di kelas enam juga kemarin ada ularnya dan tidak hanya satu. Ini berisiko buat para siswa, guru-guru khawatir akan kondisi saat ini," katanya.
Baca juga: Tangani banjir di SDN Pamarican 2, Pemkot Serang siapkan BTT
Dia mengatakan KBM daring akan terus diterapkan bagi 196 siswa sekolah tersebut jika cuaca hujan terus berlanjut dan air belum surut.
Meskipun sekolah telah memiliki sumur resapan, katanya, upaya tersebut dinilai belum optimal menanggulangi debit air yang besar.
"Kalau hari ini masih hujan dan kondisi masih banjir maka belajar akan tetap daring, karena kalaupun dipaksakan akan tidak kondusif," ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di SDN Pamarican 2 yang berlokasi tepat di sebelah SDN Pamarican 1, di mana sejumlah ruang kelas masih tampak tergenang air.
Baca juga: Catat, warga Kota Serang diminta siaga hadapi tujuh potensi bencana
