Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, memberlakukan siaga dan waspada menghadapi musim hujan untuk mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami dan relawan siaga selama 24 jam di posko utama untuk melayani masyarakat jika terdampak bencana alam," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Senin.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan terjadi mulai November 2025 hingga Februari 2026.
Baca juga: BPBD Lebak ingatkan warga waspadai bencana hidrometeorologi
BPBD Lebak siaga dan waspada menghadapi cuaca ekstrem yang ditandai hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang dan petir/kilat.
Cuaca buruk berpeluang menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, banjir bandang, pohon tumbang, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Peluang hujan dan angin kencang terjadi sore hingga malam hari dengan intensitas sedang hingga lebat.
Untuk mengatasi bencana alam itu, BPBD menyiagakan personel dan puluhan relawan yang dilengkapi berbagai peralatan evakuasi dan gudang logistik.
Baca juga: BPBD-PK Pandeglang petakan daerah rawan bencana
Peralatan evakuasi itu, antara lain kendaraan operasional, pelampung, perahu karet, gergaji mesin, pompa penyedot air, tenda, dan mobil dapur umum.
Selain, logistik di antaranya beras, air kemasan, makanan, sarden, dan makanan siap saji.
BPBD juga berkoordinasi dengan TNI, Polri, Tagana, PMI, Dinas Bina Marga, Dinas Kesehatan, ORARI, pers, aparat kecamatan, dan masyarakat.
"Kami bergerak cepat menangani masyarakat jika terjadi bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Baca juga: BPBD Tangerang tambah armada baru untuk jangkau gang pemukiman
Dia menyebut lokasi rawan banjir, banjir bandang, dan longsor di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Warunggunung, Curugbitung, Sajira, Cipanas, Muncang, Sobang, Leuwidamar, Cimarga, dan Cirinten.
Selain itu, Cikulur, Gunungkencana, Lebkgedong, Banjarsari, Malingping, Wanasalam, Panggarangan, Cihara, Bayah, dan Cibeber.
Masyarakat di daerah itu diminta mewaspadai bencana alam sehubungan curah hujan cenderung meningkat.
"Semua lokasi rawan bencana alam itu karena terdapat aliran sungai, perbukitan, dan pegunungan," katanya.
Baca juga: Satu keluarga tertimbun longsor di Depok Trenggalek, empat meninggal
Camat Banjarsari Basir mengimbau warga, khususnya yang tinggal di daerah aliran sungai, agar selalu waspada banjir dan longsor.
Sejumlah desa di Banjarsari rawan banjir jika curah hujan tinggi. Mereka tinggal di daerah bantaran sungai harus ronda saat malam hari sehubungan dengan curah hujan yang meningkat.
"Kami minta masyarakat meningkatkan waspada bencana alam itu agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Baca juga: BMKG minta warga Banten waspadai potensi cuaca ekstrem
