Serang (ANTARA) - Jangkauan layanan air bersih di Kota Serang, Provinsi Banten baru mencapai 5 persen hingga Oktober 2025, sehingga menyebabkan mayoritas warga belum dapat mengakses layanan air bersih dari Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam).
Wakil Wali Kota Serang Nur Agis Aulia di Serang, Jumat, menyatakan bahwa 95 persen wilayah Kota Serang merupakan potensi pasar yang belum tergarap secara optimal oleh Perumdam Tirta Madani.
"Cakupan layanan air bersih kita baru sekitar 5 persen. Ini adalah potensi yang sangat besar untuk dikembangkan," ujarnya.
Baca juga: BUMD Serang salurkan tandon dan air bersih ke warga terdampak krisis air
Menyusul masih rendahnya cakupan layanan air bersih saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mulai menjajaki kerja sama dengan investor asing. Salah satunya adalah QuantePhi Investment Firm, perusahaan investasi asal Malaysia yang telah melakukan audiensi.
Agis menjelaskan bahwa investasi yang dijajaki akan difokuskan pada peningkatan kapasitas air baku dan efisiensi layanan Perumdam Tirta Madani. Kolaborasi potensial salah satunya dapat dikembangkan di wilayah Dalung dan Cipocok yang dinilai memiliki cadangan air baku cukup besar.
Ia berharap investasi ini dapat memperkuat kinerja Perumdam yang pada tahun ini diproyeksikan mengalami defisit sekitar Rp700 juta, sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Targetnya tahun 2030 layanan air bersih ini bisa mencapai 90 persen," katanya.
Sementara itu, Direktur QuantePhi Malaysia Veroliyondo Jamal, menyatakan pihaknya melihat potensi yang sangat menjanjikan di Kota Serang, karena besarnya peluang pasar yang belum tergarap.
"Investasi air bersih di Kota Serang potensinya sangat besar. Kami juga siap menyesuaikan model bisnis sesuai hasil kajian dan kesepakatan bersama pemerintah daerah," tuturnya.
Baca juga: Perumda Tirta Benteng targetkan tambahan peralihan 30 ribu pelanggan air
