Serang (ANTARA) - Wakil Gubernur Banten Achmad Dimyati Natakusumah menegaskan bahwa penguatan ekonomi syariah tidak boleh berhenti sebagai kebijakan ekonomi semata, melainkan harus dipacu menjadi gerakan sosial yang menumbuhkan kemandirian dan kesejahteraan keluarga.
“Syariah akan menyelamatkan kita karena berbasis bagi hasil dan menciptakan usaha yang baik dan benar,” ujar Dimyati saat membuka kegiatan Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (Si Cantiks) di Balai Baladika Grup 1 Kopassus, Kota Serang, Selasa.
Menurutnya, literasi keuangan syariah perlu ditanamkan sejak dari rumah, khususnya oleh para ibu yang menjadi pengelola utama keuangan keluarga.
“Makna kegiatan ini adalah mengelola keuangan secara halal untuk menghindari riba dan hal-hal yang bersifat syubhat. Dalam syariah ada lima komponen yang harus diperhatikan, yaitu halal, haram, makruh, syubhat, dan sunah,” katanya.
Baca juga: Pengusaha muda diharapkan jadi motor penggerak ekonomi Banten
Program literasi keuangan ini diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan dukungan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Banten, Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Banten, serta berbagai organisasi perempuan dan mahasiswa.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Anggota Dewan Komisioner OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, pemberdayaan perempuan menjadi strategi utama dalam memperluas literasi keuangan syariah. “Penting bagi ibu-ibu untuk belajar tentang keuangan,” ujarnya.
Friderica menyoroti maraknya pinjaman online (pinjol) ilegal yang menjerat perempuan dan remaja. Ia memberikan tips sederhana untuk mengenali pinjol legal.
“Ingat kata Camila, singkatan dari camera, microphone, dan location. Pinjol ilegal biasanya meminta akses ke data kontak kita untuk menagih,” jelasnya.
Baca juga: Gubernur Andra paparkan pertumbuhan ekonomi Banten capai 5,33 persen
Ia juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai bentuk penipuan digital lain seperti transaksi daring palsu dan phishing.
Menurut Friderica, tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia saat ini baru mencapai 43 persen, dengan inklusi 13,41 persen.
“Sehingga perlu terus didorong melalui edukasi dan kolaborasi lintas sektor,” katanya.
Ketua BKOW Banten Irna Narulita Dimyati menyebut kegiatan ini menjadi wadah perempuan untuk memperkuat peran mereka dalam ekonomi keluarga.
“BKOW akan terus menjembatani perempuan-perempuan hebat untuk terus berkembang dan bekerja sama,” ujarnya.
Baca juga: Festival Teater Banten beri kontribusi ekonomi dan pariwisata
Ketua KDEKS Banten Siti Ma’rifah menambahkan, sebanyak 754 peserta kegiatan ini merupakan kader dan pimpinan organisasi perempuan yang akan menyebarluaskan literasi keuangan syariah di Banten.
“Perempuan berperan penting dalam kesejahteraan dan ketahanan keluarga, karena itu mereka harus dibekali pemahaman yang kuat,” katanya.
Sementara Kepala DP3AKB Banten Sitti Ma’ani Nina menekankan, pentingnya literasi keuangan bagi pelaku usaha mikro perempuan.
“Sebanyak 60 persen perempuan di Banten terlibat dalam usaha mikro, kecil, dan menengah. Mereka harus menjadi agen edukasi keuangan syariah di lingkungannya,” ujarnya.
Dengan semangat pemberdayaan ini, Banten menempatkan ekonomi syariah sebagai gerakan moral dan sosial yang menumbuhkan kesejahteraan, bukan sekadar instrumen ekonomi.
Baca juga: Menkop: Presiden ingin koperasi jadi soko guru ekonomi nasional
