Serang (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Banten Tinawati Andra Soni mendorong pentingnya peran keluarga dalam pengendalian penyakit tuberkulosis (TBC) sebagai bagian dari upaya mewujudkan masyarakat sehat.
“PKK sebagai mitra strategis pemerintah mendukung berbagai program kesehatan, termasuk upaya eliminasi TBC di Provinsi Banten,” katanya dalam keterangannya di Kota Serang, Rabu.
Tinawati sempat membuka Pembinaan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK dan Sosialisasi Penyakit TBC di Pendopo PKK Kabupaten Lebak pada Selasa (30/9).
Baca juga: Temukan kasus TBC, Dinkes Kota Tangerang optimalkan skrining gratis
Ia menekankan, tingginya temuan kasus TBC justru merupakan langkah awal keberhasilan penanganan. Menurut dia, keluarga memiliki posisi penting sebagai garda terdepan, baik dalam pencegahan, pendampingan pasien, maupun membangun pola hidup sehat di lingkungan rumah.
“Melalui kegiatan pembinaan ini, kita dapat melihat sejauh mana program-program berjalan, mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki, sekaligus menguatkan komitmen bersama untuk terus memberikan manfaat nyata bagi keluarga dan masyarakat,” ujarnya.
Tinawati juga mengingatkan agar HKG PKK tidak dipersempit hanya menjadi ajang perlombaan. “Jangan sampai penilaian yang akan dilakukan pada bulan Oktober nanti membuat kita hanya fokus mengejar predikat juara,” tambahnya.
Baca juga: Atasi AIDS, TBC, dan malaria, Pemkot Serang libatkan lintas sektor
Ia mengajak kader PKK, tokoh masyarakat, dan seluruh pihak meningkatkan pengetahuan tentang TBC. Edukasi itu, lanjutnya, penting untuk mendorong masyarakat tidak takut memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, memastikan pengobatan tuntas, dan menjaga lingkungan tetap bersih.
“Kader PKK dapat mendorong kesadaran deteksi dini, memastikan pengobatan tuntas, dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat serta bebas penularan TBC,” kata Tinawati.
Ketua TP PKK Kabupaten Lebak Belia Hasbi Jayabaya mengapresiasi kegiatan sosialisasi tersebut. “Untuk sosialisasi penyakit TBC diperlukan peran kader PKK hingga tingkat desa, karena di Kabupaten Lebak pencegahannya masih rendah,” ujarnya.
Sebelumnya, Provinsi Banten mencatatkan capaian tertinggi secara nasional dalam program eliminasi TBC, melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat.
Baca juga: Polresta Bandara Soetta bantu tangani balita pengidap TBC
Kepala Dinas Kesehatan Banten Ati Pramudji Hastuti menjelaskan eliminasi TBC merupakan program prioritas nasional yang ditargetkan selesai pada 2030. Banten ditugaskan menemukan 50.000 penderita TBC melalui skrining aktif.
Hingga Agustus 2025, capaian Banten sudah lebih dari 1 juta orang yang diskrining atau 20 kali lipat dari target awal.
“Artinya capaian kita sudah 75 persen dari target akhir. Kami optimistis sampai Desember bisa 100 persen,” ujar dia.
Upaya eliminasi dilakukan melalui skrining di posyandu, puskesmas, klinik, hingga dokter praktik.
Selain temuan kasus, program ini juga menekankan pengobatan tuntas agar pasien sembuh dan tidak menularkan ke orang lain.
Baca juga: Putus mata rantai penularan TBC, Pemkab Lebak gencar lakukan skrining
