Jakarta (ANTARA News) - Alumni SMA yang tergabung dalam wadah Alumni PL BerSATU menyatakan dukungannya terhadap program pembangunan infrastruktur yang digulirkan Presiden Joko Widodo selama menjalankan pemerintahannya.
"Kami menilai Bapak Joko Widodo telah berhasil mewujudkan pembangunan infrastruktur selama pemerintahannya dimana sebelumnya masih berupa rencana," kata Ketua Alumni PL BerSATU, Rosan Roeslani di Jakarta, Rabu malam dalam deklarasi dukungan Alumni PL BerSatu terhadap calon presiden dan wakil presiden nomor 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
Hadir dalam deklarasi yang dicanangkan di Energy Building SCBD Jakarta Selatan tersebut Presiden Joko Widodo didampingi Setkab Pramono Anung dan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Erick Thohir serta 800 lebih alumni SMA Pangudi Luhur yang tergabung dalam Alumni PL BerSatu.
Rosan menilai Presiden Joko Widodo telah membangun Indonesia melalui pembangunan infrastruktur dengan sepenuh hati.
"Bapak tidak egois karena dampak dari infrastruktur itu tidak akan langsung dirasakan dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, dampaknya baru akan dirasakan seluruh masyarakat Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun ke depan," kata Rosan dihadapan 800 lebih alumni PL.
"Ini menunjukkan Bapak tidak egois dengan tidak mendahulukan kepentingan kelompok dan golong. Namun lebih mendahulukan kepentingan seluruh rakyat Indonesia," kata Roeslan yang disambut yel-yel dari para alumni.
Sebagai bentuk dukungan untuk memimpin kembali Indonesia periode 2019-2024. Rosan yang juga anggota TKN bersama dengan perwakilan alumni PL yakni Adi Rahman Adiwoso ilmuwan dan penemu aeronautika, Yori Antar arsitektur, Yoris Sebastian pengusaha kreatif, dan Andi Pratama mewakil alumni muda dari angkatan 2017 menyerahkan sapu sebagai simbolisasi untuk membersihkan Indonesia dari korupsi.
Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo menjelaskan bagaimana dirinya mengambil inisiatif pembangunan infrastruktur MRT yang rencananya sudah ada sejak 26 tahun lalu.
Presiden menjelaskan bagaimana dirinya harus mengambil keputusan politik agar pembangunan MRT dapat dimulai.
Dalam paparan mengenai MRT waktu itu , saya bertanya mengapa pertimbangannya soal hitungan untung dan rugi, padahal namanya transportasi masal ditujukan untuk mengatasi kerugian akibat kemacetan lalu lintas, kata Presiden.
Begitu juga ketika itu disampaikan soal subsidi Rp3 Triliun, saya tanya berapa yang didapat dari electronic road pricing setelah disampaikan diperkirakan mendapat Rp4 Triliun. Maka saya putuskan untuk membangun MRT tanpa harus membebani APBD, kata Presiden.
Presiden juga mengungkapkan kebijakan yang diambil untuk mengalokasikan anggaran yang lebih besar bagi pembangunan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia semata-mata karena mempertimbangkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Kalau berpikir instan bangun saja Jawa mengingat 60 persen penduduk Indonesia berdomisili di pulau ini. Maka selain dapat return investasi juga mendapat return politik. Namun hal ini tidak bisa saya lakukan karena ini masalah keadilan, " kata Presiden.
Presiden mengatakan pembangunan infrastruktur sudah tidak dapat ditunda lagi karena biaya yang ditanggung akan semakin mahal mulai dari biaya tanah maupun biaya konstruksi
Presiden pada kesempatan tersebut juga berpesan agar alumni PL dapat turut serta merawat dan memelihara persaudaraan dan kerukunan sesama masyarakat.
"Kita bangsa yang besar dianugerahi ragam agama, suku, adat, dan bahasa yang harus dijaga," kata Presiden.
Presiden juga mengungkapkan apabila terpilih nanti akan membuat program pengembangan SDM secara besar-besaran yang implementasinya akan disampaikan kemudian.
Baca juga: Ratusan Relawan Bunyikan Kentongan Untuk Rebut Kemenangan Jokowi-Amin di Banten
Alumni PL dukung program infrastruktur Jokowi
Kamis, 7 Februari 2019 8:55 WIB
Alumni PL siap untuk mendukung program pembangunan infrastruktur