Tangerang (ANTARA) - Sebanyak 250 peserta dari berbagai latar belakang mengikuti kompetisi memasak yang digelar di Universitas Pelita Harapan, Tangerang dan menampilkan kekuatan keterampilan kuliner Indonesia di panggung Asia Tenggara maupun dunia.
"Kompetisi yang telah memasuki tahun ketiga, telah menjadi platform strategis untuk menemukan dan membina Chef muda potensial dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan talenta kuliner muda yang menjanjikan," kata Country Manager Savencia Fromage & Dairy Indonesia & Malaysia Nessy Meghayani saat memberikan keterangan pers kepada media di Tangerang, Sabtu.
Ia mengatakan 250 peserta yang ikut dalam kompetisi ini terdiri dari berbagai latar belakang yakni mulai dari pelajar, Chef muda, perusahaan katering hingga Chef independen. Nantinya hanya 48 kandidat Chef muda yang lolos ke babak Semifinal.
"Dari kompetisi ini, kami menyoroti generasi baru talenta kuliner yakni baik Chef muda maupun profesional pemula dengan memberi ruang bagi mereka untuk menuangkan kreativitas dan keahlian dalam bidang Pastry maupun Cooking," ujarnya.
Baca juga: Aksi copet warnai masak besar Bobon Santoso untuk Bobotoh Persib Bandung
Joris Bernard, Managing Director Southern Asia Savencia Fromage & Dairy memuji dampak kompetisi di Indonesia dengan menyebutnya sebagai game-changer menginspirasi event serupa secara global.
Dengan keragaman kuliner yang kaya, perkembangan pesat industri makanan, dan talenta muda yang luar biasa, Indonesia telah menjadi tolak ukur.
"Indonesia tidak hanya berpartisipasi dalam kompetisi ini tapi memimpin. Dengan pendekatan yang terstruktur dan visioner, Indonesia menjadi tolak ukur yang diikuti negara lain," ujar Joris.
Tidak hanya itu, momentum ini akan berlanjut dengan penyelenggaraan Young Chef Competition edisi Malaysia pada minggu depan, sebagai bagian dari gerakan pastry yang berkembang pesat di kawasan ini.
Adapun Dewan juri kategori memasak tahun ini melibatkan Chef Michelin Jean Baptiste Lavergne Morazzani, Chef Vindex Tengker, dan Chef Gilles Marx (pendiri Amuz Group). Sementara untuk kategori pastry, penilaian dilakukan oleh Dedy Sutan, Woro Prabandari, dan Étienne Leroy (World Pastry Champion 2017).
Baca juga: Budaya kuliner Korea di Indonesia tunjukkan pertumbuhan signifikan
Chef Jean Baptiste Lavergne Morazzani, Michelin One-Star Chef yang diakui secara global dan juga pemilik restoran La Table du 11 di Versailles menyebut kompetisi ini sebagai mercusuar yang menampilkan potensi luar biasa dari talenta kuliner Indonesia yang sedang tumbuh.
“Kompetisi ini bukan hanya untuk mencari bakat. Tujuannya adalah menginspirasi dan mendorong setiap peserta untuk menekuni profesi Chef dengan penuh semangat, menghadapi tantangan, dan berupaya mencapai keunggulan dalam dunia gastronomi yang menuntut namun mengasyikkan," kata dia.
Chef Étienne Leroy, Juara World Pastry Cup 2017 dan Executive Pastry Chef di Lenôtre Paris, menambahkan mengikuti kompetisi ini adalah investasi besar. Ini menjadi sumber motivasi, kemajuan, dan dorongan untuk melampaui batas diri.
"Ini adalah perjalanan menuju pengembangan diri, sebuah evaluasi berkelanjutan dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan, dan upaya harian untuk mencapai keunggulan," kata dia.
Baca juga: Summarecon Tangerang hadirkan festival kuliner khas Thailand