Tangerang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, Provinsi Banten meluncurkan gerakan bersama berantas sarang nyamuk Aedes dan jentik (Baba Resik 10.10) sebagai simbol semangat gotong royong mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Menjaga kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua, mulai dari diri sendiri, keluarga, sampai lingkungan sekitar,” kata Wali Kota Tangerang Sachrudin dalam acara memperingati Hari Demam Berdarah ASEAN (ASEAN Dengue Day) di GOR Cibodas, Kota Tangerang, Jumat.
Wali kota menegaskan Pemkot Tangerang terus menghadirkan berbagai inovasi di bidang kesehatan, termasuk pemerataan akses layanan kesehatan dari tingkat dasar sampai rujukan lanjutan.
“Dengan semangat perubahan dan kesadaran untuk hidup bersih mulai dari diri sendiri, kita optimistis masyarakat Tangerang akan semakin sehat dan sejahtera,” katanya.
Baca juga: DKP Tangerang siap berikan pendampingan warga ingin budi daya ikan
Meski begitu, menurut Sachrudin, masalah kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan tetap menjadi tugas bersama. Penyakit seperti DBD, diare, leptospirosis, penyakit kulit, hingga pneumonia sering muncul akibat lingkungan yang kurang bersih.
“Bukan cuma kader posyandu yang harus jadi ‘Si Resik’. Sebenarnya, kita semua adalah ‘Si Resik’, penjaga kebersihan diri dan lingkungan,” imbaunya.
Peluncuran gerakan Baba Resik 10.10 diikuti aksi bersih-bersih serentak di seluruh wilayah Kota Tangerang. Adapun 10 tempat yang jadi sasaran adalah tampungan air dispenser, tampungan air kulkas, tempat minum hewan peliharaan, tatakan pot bunga, vas tanaman air, tampungan air dari AC, pakaian yang digantung, ember atau bak mandi, barang bekas di halaman yang bisa menampung air, serta tempat sampah dan genangan air lainnya.
Baca juga: Transaksi ekspor Tangerang semester I capai 3,6 miliar dolar Amerika
Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni mengatakan DBD merupakan permasalahan kesehatan yang secara nasional kasusnya cukup tinggi. Bahkan sering menyebabkan kematian.
Maka pencegahan dan pengendalian DBD bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab semua pihak bahkan setiap individu.
Ia melanjutkan berbagai program juga sudah dilaksanakan mulai dari pelayanan kesehatan 39 puskesmas dan rujukan, pemberantasan sarang nyamuk dengan pendampingan kader jumantik.
Termasuk gerakan satu rumah atau kantor satu Jumantik, pemberian abate atau larvasida cair dan edukasi secara langsung maupun melalui sosial media.
"Maka, Baba Resik 10.10 dihadirkan untuk menguatkan semua upaya tersebut dan sekaligus memadukan dengan pencegahan dan pengendalian leptospirosis yang sama-sama disebabkan faktor lingkungan," katanya.
Baca juga: Masyarakat dari luar Kota Tangerang bisa daftar program lowongan kerja