Lebak (ANTARA) - Produksi jagung periode Januari-Juni 2025 di Kabupaten Lebak, Banten, mampu mencapai 2.210 ton dari hasil panen seluas 726 hektare sehingga dapat menyumbang ketersediaan pangan dan peningkatan ekonomi petani.
"Kita minta petani di 28 kecamatan terus mengembangkan pertanian jagung. Selama ini produksi jagung di Kabupaten Lebak menjadi andalan ekonomi petani dan ketahanan pangan," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Jumat.
Produksi jagung berupa pipilan ditampung oleh perusahaan besar bidang peternakan, seperti PT Charoen Phohphand, Balaraja Tangerang dan PT Jaffa, Serang, untuk diolah jadi pakan unggas.
Selain itu produksi jagung juga diserap pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk diolah menjadi makanan kuliner dan camilan.
Baca juga: Pemprov Banten tingkatkan produksi jagung hingga 750 hektare
Deni menghitung produksi jagung hasil panen Januari - Juni 2025 sebanyak 2.210 ton bisa menggulirkan perputaran uang di atas Rp10 miliar dengan harga pipilan Rp5.000 per kilogram.
Sebagian besar petani jagung itu menanam dengan sistem tumpang sari di lahan milik Perkebunan dan Perum Perhutani, selain juga ada yang sewa tanah milik masyarakat.
Pertanian jagung hampir merata dilakukan di 28 kecamatan di Kabupaten Lebak, namun produksi terbesar di Kecamatan Gunung Kencana, Maja, Leuwidamar, Cileles dan Cimarga.
"Kami meyakini pertanian jagung dapat meningkatkan kesejahteraan petani dari tanam satu hektare dan produktivitas 5 ton bisa menghasilkan Rp20 juta dengan harga pipilan Rp5.000 per kg," katanya.
Baca juga: Program ketahanan pangan, Polda Banten panen 1.080 ton jagung
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Maja Kabupaten Lebak H Hadi mengatakan pihaknya kini tanam jagung 1.000 hektare dengan benih jagung hibrida dan beberapa varietas unggul dengan masa panen 110-120 hari setelah tanam.
Pengembangan pertanian jagung seluas 1.000 hektare itu di Cileles dan tiga hektare yang siap panen di Maja.
"Kami menargetkan setiap bulan produksi jagung memanen dan dapat memenuhi permintaan pasar," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak Wawan mengaku bahwa warga di desanya itu sebagian besar menjadi petani jagung dengan memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani.
Diperkirakan seluas 1.000 hektare lahan tersebut digarap masyarakat untuk ditanami jagung.
"Kami panen jagung selama tiga bulan dengan dua kali musim panen di lahan milik Perum Perhutani," kata Wawan yang juga Kepala Desa Bulakan Kabupaten Lebak.
Baca juga: Pemprov Banten tingkatkan produksi jagung lewat KAKIJATOL