Tangerang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten siap menerapkan gerakan bersama siaga penanggulangan TBC di 104 kelurahan sesuai arahan Kementerian Kesehatan dengan memproyeksikan Kelurahan Jurumudi sebagai proyek percontohan perdana.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeini di Tangerang, Kamis, mengatakan Kelurahan Jurumudi hingga saat ini sudah berhasil melakukan penapisan kesehatan kepada 1.500 lebih warga sekitar.
Nantinya, Kelurahan Siaga TBC juga akan melengkapi inovasi penanggulangan yang sudah berjalan efektif, seperti ransel TBC.
“Kami akan mendorong seluruh kelurahan nantinya bisa diproyeksikan menjadi Kelurahan Siaga TBC untuk mendukung penanggulangan TBC dapat berjalan maksimal," katanya.
Baca juga: Kota Tangerang dijadikan daerah percontohan penanganan TBC
Lurah Jurumudi Chaerudin menambahkan Gerakan Bersama Kelurahan Siaga TBC dapat dimanfaatkan menjadi wadah kolaborasi antar-semua pemangku kepentingan, fasilitas kesehatan,hingga kader di lingkungan masing - masing
"Kita terus melakukan inovasi baru untuk meningkatkan target yang telah ditentukan dalam penanganan TBC," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam acara Gerakan Bersama Kelurahan Siaga TBC Kota Tangerang di GOR Kecamatan Benda, Rabu (18/6), mengajak masyarakat untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TBC sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
"Jangan ragu untuk lapor dan periksa ke Faskes. Bila memiliki gejala yang mirip TBC, maka bisa segera diatasi agar tak menyebar. Hilangkan rasa malu itu," katanya.
Baca juga: Masyarakat diajak tidak malu periksa gejala TBC ke puskesmas
Ia juga menekankan kepada semua pihak untuk ikut terlibat aktif menghilangkan stigma negatif tentang kasus TBC dan mengajak penderita mengikuti pendampingan pengobatan oleh kader hingga sembuh karena layanan yang diberikan gratis.
"Mari bantu pemerintah hilangkan stigma negatif tentang kasus TBC. Penyakit ini bisa disembuhkan. Silakan datang ke faskes terdekat untuk bisa diobati melalui pendampingan oleh kader," katanya.
Ia menuturkan Indonesia saat ini berada di urutan kedua dunia kaitan kasus tertinggi TBC. Stigma negatif tentang TBC bisa semakin sulit bagi pemerintah dalam mengatasinya. Hal ini karena informasi yang tak benar membuat penderita malas datang ke puskesmas.
Oleh karena itu, pemerintah sedang gencar melakukan kampanye dan menentukan daerah sebagai contoh dalam keberhasilan penanganan TBC seperti di Kota Tangerang.
"Karena target penurunan kita di 2023 mencapai 50 persen," katanya.
Baca juga: Dinkes Kabupaten Tangerang bentuk desa bebas TBC