Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Andra Soni menyatakan bahwa pembangunan desa melalui program Sarjana Penggerak Desa harus berorientasi pada kebutuhan dan dampak nyata warga masyarakat, bukan sekadar janji.
Hal ini disampaikan saat meluncurkan Program Sarjana Penggerak Desa di Lapangan Janur Sasat, Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Rabu.
“Jangan kita sia-siakan amanah ini. Apa yang kita kerjakan hari ini, harus menjadi manfaat untuk besok lusa. Saya terbuka kapan saja untuk berdiskusi dan mendengar,” kata Andra dalam keterangan resminya.
Di hadapan ribuan warga yang hadir dalam peluncuran program tersebut, ia menekankan pentingnya keberpihakan dan kesungguhan kerja dari para kepala desa.
“Warga ini menghormati pemimpinnya. Kalau hari ini mereka menyambut kita dengan sukacita, itu karena mereka percaya. Maka jangan kita kecewakan,” ujarnya.
Baca juga: Sarjana Penggerak strategi untuk tingkatkan SDM di Banten
Program Sarjana Penggerak Desa digagas untuk memperkuat pembangunan berbasis sumber daya manusia, melalui peran generasi muda berpendidikan yang akan mendampingi desa-desa dalam merancang dan melaksanakan pembangunan lokal.
Antusiasme masyarakat terlihat dari kehadiran ribuan warga dari berbagai lapisan usia yang memadati lapangan desa. Ratusan pelajar juga terlibat dalam barisan penyambutan, diiringi tabuhan rengkong dan tarian adat.
“Kami senang sekali, baru kali ini gubernur datang langsung ke desa kami,” ujar Nurhana (40), warga Citorek, yang menyampaikan harapan agar program ini benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat.
Gubernur hadir bersama Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki Jayabaya dan sejumlah tokoh masyarakat serta kepala desa se-Kabupaten Lebak.
Program ini ditargetkan menjadi langkah strategis Pemerintah Provinsi Banten dalam menjembatani kebijakan pembangunan dengan kebutuhan konkret di tingkat desa melalui pendampingan langsung oleh lulusan perguruan tinggi.
Baca juga: Rehabilitasi jalan longsor Cipanas-Ciparay Lebak dimulai Juli 2025