Tangerang (ANTARA) - PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) selaku pengelola utama bandara di Indonesia memberikan klarifikasi terkait adanya emergency operation center (EOC) terhadap pesawat Saudia SV-5726.
PGS Corporate Secretary Group Head InJourney Airports, Anak Agung Ngurah Pranajaya melalui keterangan tertulis diterima di Tangerang, Selasa, menjelaskan bahwa adanya notifikasi EOC itu terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dan Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara terhadap pesawat Saudia SV-5726.
"Pengaktifan EOC untuk memastikan prosedur Airport Contingency Plan berjalan baik dan sesuai ketentuan. Fokus utama setiap saat adalah memastikan keselamatan dan keamanan seluruh penumpang dan juga pengguna jasa bandara," katanya.
Baca juga: 13 bandara berikan layanan optimal kepulangan haji 2025
Menurutnya, pesawat Saudia Airlines diketahui berangkat dari Jeddah, Arab Saudi, dengan tujuan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.
Namun, saat melintasi wilayah Sumatera, pesawat tersebut mendapat ancaman keamanan dan keselamatan, sehingga pilot memutuskan untuk mengalihkan pendaratan ke Bandara Kualanamu.
Kendati demikian, pihaknya menjalankan prosedur kontingensi dalam penanganan ancaman keamanan dan keselamatan terhadap pesawat Saudia SV-5726.
"Pesawat tersebut kemudian melakukan pendaratan di Bandara Kualanamu sekitar pukul 10.44 WIB untuk menjalankan prosedur keamanan dan keselamatan. Seluruh bandara InJourney Airports siap menangani keadaan darurat keamanan atau emergency," paparnya.
Baca juga: Bandara Soekarno Hatta pastikan kesiapan layanan kepulangan Haji 2025
Berdasarkan informasi, pesawat Saudi Airlines mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pendaratan dilakukan setelah adanya laporan ancaman bom, Senin, 17 Juni 2025.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan mengatakan pesawat dengan rute Jeddah–Jakarta itu mendarat di Kualanamu sekitar pukul 10.55 WIB.
Kemudian, usai pendaratan, seluruh penumpang langsung dievakuasi dan pesawat kini dalam proses penyisiran oleh tim penjinak bom (Jibom) Brimob Polda Sumut.
"Benar, tim Jibom Brimob masih melakukan screening terhadap pesawat Saudi Air. Informasi awal yang kami terima, ada ancaman bom di dalam pesawat," terangnya.
Baca juga: Dua jamaah haji asal Lebak dilaporkan meninggal dunia di Arab Saudi
Ia menyebut langkah pendaratan darurat diambil sebagai prosedur keamanan demi keselamatan seluruh penumpang dan awak pesawat. Hingga berita ini diturunkan, proses pengecekan masih berlangsung dan belum ditemukan benda mencurigakan.
Pihak kepolisian bersama otoritas bandara terus berkoordinasi guna memastikan kondisi aman sebelum pesawat diizinkan melanjutkan penerbangan.
"Masih dalam proses pengecekan secara menyeluruh. Kami belum bisa menyimpulkan apa pun sampai seluruh prosedur keamanan selesai dilakukan," kata dia.
Baca juga: Bakal ke Arab Saudi, Presiden Prabowo bersiap lakukan diplomasi haji 2026