Lebak (ANTARA) - Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten mengembangkan perkebunan kakao atau coklat untuk memenuhi permintaan pasar sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Kita menanam perkebunan kakao di lahan seluas dua hektare," kata Didi Supriyadi (58) seorang petani di Warunggunung Kabupaten Lebak, Sabtu.
Harga komoditas kakao saat ini di pasaran relatif baik dan cukup menggiurkan, bahkan hingga empat bulan menembus di atas Rp100 ribu per kilogram.
Padahal, sebelumnya harga coklat di tingkat penampung berkisar antara Rp20-30 ribu per kilogram.
Baca juga: Petani di Lebak sambut positif harga kakao tembus Rp135 ribu
Karena itu, dirinya melakukan penanaman perkebunan kakao guna meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat mulai petani, buruh perawat tanam, buruh pemetik, buruh panggul hingga pengemudi.
"Kami berharap produksi perkebunan coklat itu mulai usia dua tahun sudah bisa menghasilkan ekonomi," katanya.
Suryadi (50) seorang petani Cimarga Kabupaten Lebak mengaku dirinya mengembangkan perkebunan kakao di lahan seluas 1 hektare karena harga coklat di pasaran relatif baik.
Sebelumnya, dirinya memiliki perkebunan kakao sebanyak 30 pohon dan bisa menghasilkan pendapatan Rp10 juta/tahun.
Kami sekarang menanam kakao di atas 200 pohon dengan benih berkualitas," katanya.
Baca juga: 5.000 hektare sawah di Lebak dialiri air dari 40 irigasi
Budi (40) seorang penampung hasil komoditas perkebunan di Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan saat ini harga kakao kering ditampung dengan harga Rp 70 ribu, padahal sebulan lalu menembus Rp110 ribu per kg.
Selama ini, harga coklat di pasaran mulai turun karena diberbagai daerah di Indonesia memasuki musim panen.
"Semua komoditas coklat yang ditampung dari petani lokal itu dipasok ke luar daerah," kata Budi.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan produksi kakao di daerah itu mencapai 2.280 ton per tahun dari lahan seluas 5.752 hektare, sehingga perlu dikembangkan guna memenuhi ketersediaan pasar dan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Perkebunan kakao cukup mudah dan tidak begitu banyak perawatan, sehingga berpeluang untuk menjadi andalan ekonomi keluarga petani.
"Kita berharap ke depannya Lebak menjadi daerah penghasil komoditas kakao dengan lahan luas," katanya.
Baca juga: Harga beras medium di pasar tradisional Lebak relatif stabil