Lebak (ANTARA) - Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, tetap bersiaga menghadapi curah hujan tinggi meski memasuki musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.
"Kita selama 24 jam siaga karena khawatir curah hujan tinggi sehingga dapat menimbulkan bencana alam," kata Ketua Tagana Kabupaten Lebak Iwan Hermawan di Lebak, Selasa.
Selama ini para relawan Tagana siaga penuh menyusul curah hujan cukup tinggi.
Bahkan, hujan intensitas sedang hingga lebat terjadi Selasa (10/6) sore sampai malam masih berlangsung.
Pihaknya khawatir curah hujan meningkat dapat menimbulkan potensi bencana alam, seperti banjir dan longsor.
"Kami menyiagakan relawan sebanyak 223 orang yang terbagi di Posko Rangkasbitung dan Posko Lebak Selatan serta mereka saling bergantian dengan pemberlakuan piket," katanya.
Baca juga: Relawan Tagana Lebak siaga hadapi bencana hidrometeorologi
Ia mengatakan pihaknya selama memasuki musim pancaroba tetap menyiapkan peralatan evakuasi, seperti perahu karet juga pelampung serta mobil rescue juga kendaraan dapur, tenda pengungsian dan kebutuhan logistik.
Selain itu juga pihaknya menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah hingga pihak terkait dan elemen masyarakat.
"Kami berharap adanya perubahan cuaca dari musim hujan ke musim kemarau tidak menimbulkan bencana alam," katanya menambahkan.
Sementara itu, sejumlah warga korban bencana alam tahun 2020 di Kecamatan Lebakgedong Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka tetap siaga karena curah hujan cenderung meningkat.
Saat ini , warga korban bencana banjir bandang dan longsor sejak lima tahun lalu hingga kini menempati hunian sementara atau huntara Cigobang.
"Kami berharap pemerintah dapat membangun hunian tetap di lokasi yang aman dari bencana alam," kata Makmun, seorang warga Cigobang Kabupaten Lebak.
Baca juga: Pancaroba, BPBD Lebak siaga 24 jam untuk mitigasi bencana