Kabupaten Serang (ANTARA) - Kementerian Sosial RI membangun 22 unit Rumah Sejahtera Terpadu (RST) di Desa Telaga, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, sebagai program percontohan nasional penanganan kawasan kumuh dan kemiskinan ekstrem.
Pembangunan dilakukan melalui kolaborasi lintas pihak, termasuk lembaga filantropi dan tokoh masyarakat.
“Jadi RST itu tentu asesmen dulu ya, pendamping kami berkoordinasi dengan Pak Kepala Desa dan Dinsos Kabupaten serta Provinsi, untuk identifikasi rumah tidak layak huni yang benar-benar memprihatinkan kondisinya,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf usai meninjau langsung lokasi, Jumat.
Baca juga: Kemensos ajak Untirta aktif entaskan kemiskinan di Banten
Dari hasil asesmen, sebanyak 22 rumah dinyatakan prioritas untuk dibangun ulang.
Sebanyak sembilan unit rumah dibangun melalui Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, sementara 13 lainnya didanai oleh Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) milik SCTV dan Indosiar.
“Itu artinya sudah 22 rumah yang tidak layak huni dibangun kembali,” ujar Saifullah Yusuf.
Selain pembangunan rumah, Kemensos juga menambahkan fasilitas sanitasi bagi warga.
“Human Initiative membangun toilet komunal untuk 42 keluarga, dan kami tambah lagi untuk 40 keluarga. Dengan begitu, kita harapkan sungai kita makin bersih dari limbah domestik,” kata dia.
Baca juga: Mensos pastikan renovasi SLB A Pajajaran Bandung tak ganggu hak belajar siswa
Program RST ini disebut menjadi model percontohan nasional yang dapat diduplikasi di wilayah lain. “Ya, sementara di sini dulu untuk percontohan, mudah-mudahan ini menginspirasi daerah lain melakukan hal yang sama,” kata dia.
Menteri Sosial juga menjelaskan bahwa rumah yang dibangun dilengkapi dengan perlengkapan dasar kebutuhan rumah tangga. “Kita bantu kasur, kebutuhan rumah tangga lainnya, supaya warga tinggal masuk dan bisa ditinggali dengan baik,” ujarnya.
Pengajuan RST berasal dari hasil asesmen tingkat desa yang kemudian diverifikasi bersama Kemensos. “Tentu kalau banyaknya sih banyak, tapi kita ambil yang paling berat dulu,” ujar Saifullah.
Baca juga: Pemprov Banten ajukan lima lokasi pembangunan Sekolah Rakyat
Ia menambahkan, selain di Serang, program serupa tengah berjalan di beberapa wilayah lain seperti Ciomas, Bogor, Bali, dan Indramayu. Di daerah pesisir Indramayu, program bahkan berfokus pada relokasi rumah tidak layak huni di pinggir pantai.
Saat ditanya alasan pemilihan Desa Telaga sebagai lokasi percontohan, Saifullah menyebut adanya inisiatif lokal yang kuat. “Karena ada salah satu tokoh di sini, Pak Firdaus, yang mengajak kami ke sini. Katanya tempat ini sangat kumuh, tapi punya potensi besar kalau dijadikan percontohan,” ujar dia.
Faktor kemiskinan juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan desa. “Ya, tentu salah satunya karena angka kemiskinan, tapi juga karena potensinya. Ada potensi lokal yang bisa kita kembangkan,” kata dia.*
Baca juga: Mensos maksimalkan pendamping PKH Banten untuk uji petik DTSEN