Tangerang (ANTARA) - Wali Kota Tangerang, Banten Sachrudin mengatakan Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu tantangan kesehatan utama dan perlu upaya kolaboratif yang lebih intensif dari seluruh pemangku kepentingan untuk menanganinya.
"TBC bukan hanya persoalan medis, tapi juga persoalan sosial yang membutuhkan keterlibatan semua pihak. Hari ini kita buktikan bahwa Kota Tangerang siap bergerak bersama menanggulangi TBC secara konkret," kata Wali Kota Sachrudin pada penandatanganan komitmen dan aksi nyata penanggulangan TBC di Tangerang Senin.
Pemerintah (Pemkot) Tangerang melakukan penandatanganan komitmen dan aksi nyata penanggulangan TBC yang diikuti perwakilan dari Dinas Kesehatan, unsur Forkopimda, para camat dan lurah, serta berbagai mitra pembangunan dan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan.
Baca juga: Anak binaan LPKA Tangerang ikuti skrining TBC hingga hepatitis
Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menyatakan penandatanganan komitmen ini mencakup sejumlah aksi nyata yang akan dilaksanakan oleh berbagai dinas terkait.
Misalnya saja Bappeda dengan dukungan perencanaan dan penganggaran pencegahan dan pengendalian penyakit AIDS, TBC dan malaria, BPKD mendukung penganggaran penanganan TBC.
Kemudian, Disnaker memberikan dukungan kebijakan penanggulangan TBC di tempat kerja dan pemeriksaan kesehatan melalui perusahaan-perusahaan. Disdukcapil mendukung pelayanan dokumen kependudukan untuk memudahkan akses pengobatan TBC.
Baca juga: Dinkes sediakan pengobatan pasien TBC resisten obat di 13 puskesmas
"Lalu Dinas Pendidikan memberikan dukungan skrining dan edukasi TBC di sekolah-sekolah. Dinas Perkimtan mendukung perbaikan rumah tidak layak huni pasien TBC. Diskominfo mendukung publikasi, penyediaan aplikasi dan diseminasi informasi seputar TBC," jelasnya.
Dan Dinas Sosial memberikan dukungan jaminan sosial bagi penderita TBC. Kecamatan dan kelurahan mendukung skrining TBC berbasis kewilayahan. BAZNAS dukungan penyaluran zakat infak sedekah berupa pemberian makanan tambahan bagi pasien TBC.
Sementara Dinkes memberikan dukungan dalam pelayanan primer dan rujukan, penyediaan sarana prasarana diagnostik TBC, dan yang terbaru penambahan layanan rujukan TBC resisten obat DI RSUP dr. Sitanala, 13 puskesmas inisiasi pengobatan TBC resisten obat serta 26 puskesmas satelit pengobatan, katanya.
Baca juga: Cegah TBC, Pemkot Tangerang ajak perusahaan aktifkan skrining karyawan