Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Andra Soni mengajak masyarakat meneladani nilai perjuangan Abuya Shidiq bin KH Ma’lum dalam membangun peradaban ilmu dan akhlak.
"Abuya Shidiq merupakan ulama besar, pendidik sejati, panutan umat. Warisannya dalam bentuk pesantren adalah cahaya ilmu dan akhlak yang tak ternilai bagi generasi muda," ujar Andra Soni dalam keterangannya di Kota Serang, Selasa
Haul Akbar Abuya Shidiq ke-78 di Cangkudu, Baros, Kabupaten Serang, pada Senin (12/5) malam, dipimpin langsung oleh Abuya Muntaqo Dimyathi dan dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah di Banten, tokoh agama, serta pimpinan pondok pesantren se-Provinsi Banten.
Gubernur Andra hadir bersama Ketua Tim Penggerak PKK Banten Tinawati Andra Soni.
Baca juga: Gubernur Andra Soni ajak masyarakat teladani ulama di haul Abuya Bustomi
Menurut Andra, peringatan haul bukan sekadar mengenang wafatnya ulama, namun juga momen spiritual untuk meneladani nilai-nilai luhur yang diwariskan, seperti keikhlasan, kesederhanaan, dan semangat mengabdi kepada umat.
“Atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, saya menyampaikan apresiasi kepada keluarga besar Pondok Pesantren Riyadul Awamil. Semoga kegiatan ini memperkuat silaturahmi dan mengokohkan peran pesantren dalam pembangunan daerah dan bangsa,” ujarnya.
Abuya Shidiq bin KH Ma’lum dikenal sebagai murid ulama besar Syekh Nawawi Al-Bantani dan pendiri Pondok Pesantren Riyadul Awamil. Ia dikenang luas sebagai ulama pejuang yang meninggalkan jejak keilmuan, keikhlasan, dan keteladanan yang kokoh di masyarakat Banten.
Ketua Panitia Haul Akbar Akhmad Khusnun menyampaikan terima kasih atas kehadiran Gubernur dan semua pihak. Ia menilai haul ini sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan perjuangan Abuya Shidiq sekaligus ajang memperkuat nilai-nilai Islam dan kebersamaan masyarakat.
“Alhamdulillah, kami bisa berzikir dan mendoakan beliau bersama. Ini bukan hanya haul, tapi momentum memperkuat peran pesantren sebagai penjaga tradisi keilmuan Islam,” ujar dia.
Baca juga: Abuya Muhtadi apresiasi dan dukung Polda Banten sikat premanisme