Lebak, Banten (ANTARA) - Omzet pedagang kelapa muda di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Banten, meningkat sejak memasuki musim kemarau yang ditandai dengan cuaca panas.
"Sepekan terakhir ini omzet kami rata-rata Rp4 juta dari sebelumnya Rp1,5 juta per hari," kata Maman (50), seorang pedagang kelapa muda di Jalan Sunankalijaga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa.
Meningkatnya omzet kelapa muda itu karena memasuki musim kemarau dengan cuaca panas sehingga permintaan konsumen meningkat.
Konsumen lebih memilih minuman kelapa muda saat kemarau karena merupakan minuman alami dan menyehatkan.
Baca juga: Pedagang buah mangga musiman raup keuntungan jutaan rupiah
Harga kelapa muda itu untuk satuan Rp10.000 per butir dan sehari bisa menghabiskan sekitar 400 butir.
"Kami bersyukur setiap kemarau omzet meningkat," katanya.
Begitu juga pedagang kelapa muda di Jalan Siliwangi Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku sejak memasuki musim kemarau bisa menghabiskan 700 butir dengan omzet Rp7 juta dari sebelumnya Rp2 juta per hari.
Naiknya permintaan konsumen itu, karena memasuki musim kemarau sehingga banyak yang mengalami kehausan.
Baca juga: Kisah move leather jadi UMKM tangguh lewat Pertamina UMK Academy
Namun, saat ini mencari kelapa muda dari petani di Rangkasbitung dan sekitarnya agak sulit.
"Kami sekarang dipasok kelapa muda itu dari petani di Banten selatan," katanya.
Yayah (55) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya bersama keluarga memasuki musim kemarau membeli kelapa muda hingga empat butir per hari.
Sebab, buah kelapa muda itu bisa menyegarkan juga menyehatkan dibandingkan minuman lainnya.
"Kami minum kelapa muda itu bisa menyehatkan tubuh dan terasa segar dan jika kemarau tidak cepat haus," katanya.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembinaan kepada kelompok tani agar mengembangkan peremajaan perkebunan kelapa karena saat ini terjadi kelangkaan.
Pohon kelapa yang ada di petani itu, populasinya semakin berkurang akibat terkena petir, roboh diterpa angin dan ditebang untuk material pembangunan rumah.
"Kami berharap petani bisa mengembangkan peremajaan kelapa agar bisa terpenuhi permintaan konsumen," katanya.
Baca juga: Permintaan krey sawit di Lebak naik