Pandeglang, (Antaranews Banten) - Badan SAR Nasional mencatat 1.041 orang mengalami luka-luka akibat bencana tsunami di Perairan Selat Sunda dan sebanyak 431 orang dilaporkan meninggal dunia.
"Kita hingga kini masih melakukan evakuasi pertolongan dan pencarian warga yang hilang," kata Kepala Basarnas Provinsi Banten Zaenal di Posko Terpadu Penanggulangan Bencana Tsunami di Labuan, Pandeglang, Minggu.
Kemungkinan besar korban tsunami di Selat Sunda terus bertambah baik yang luka-luka, meninggal dunia dan hilang.
Tim SAR gabungan terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BNPB, BPBD dan dibantu relawan memfokuskan evakuasi di Sektor I yakni Pantai Carita-Labuan, Sektor II Pantai Panimbang-Tanjung Lesung dan Sektor III Pantai Sumur-Ujung Kulon.
Selain itu juga evakuasi dilakukan di daerah terisolir, seperti Pulai Oar dan Pulau Badul.
Mereka tim SAR gabungan dengan melakukan penyisiran di sekitar pantai juga membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan.
"Kami berharap evakuasi pertolongan dan pencarian korban tsunami bisa ditemukan baik dalam keadaan meninggal maupun hidup," katanya.
Menurut dia, berdasarkan laporan korban tsunami pada pukul 13.00 WIB tercatat 1.041 orang mengalami luka-luka, 431 orang meninggal dan 18 hilang. Dari 1.041 orang itu terdiri dari Banten sebanyak 757 orang dan Lampung 284 orang.
Sedangkan, korban meninggal dunia untuk Banten sebanyak 315 orang dan Lampung 116 orang.
Sementara korban hilang untuk Banten sebanyak 8 orang dan Lampung 9 orang.
"Sebagian besar korban tsunami yang luka-luka dan meninggal sudah dibawah keluarganya," katanya.
Basarnas Catat 1.041 Orang Luka-LuKA Akibat Tsunami
Minggu, 30 Desember 2018 13:40 WIB
Badan SAR Nasional mencatat 1.041 orang mengalami luka-luka akibat bencana tsunami di Perairan Selat Sunda dan sebanyak 431 orang dilaporkan meninggal dunia.