Lebak (Antaranews Banten) - Anggota DPRD Lebak, Mochamad Husen mengatakan destinasi wisata di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, perlu pembenahan sehingga dapat mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara.
"Kita melihat potensi wisata Lebak mendunia, namun pengelolaannya belum maksimal," kata Husen saat dihubungi di Lebak, Kamis.
Potensi destinasi wisata mendunia itu di antaranya wisata pesisir pantai selatan yakni Pantai Sawarna juga wisata budaya masyarakat Badui.
Pantai Sawarna sangat cocok dijadikan permainan selancar karena memiliki karakter gelombang cukup tinggi juga panorama alamnya sangat indah.
Bahkan, wisatawan asing yang tinggal di Bogor dan DKI Jakarta pada akhir pekan mendatangi Pantai Sawarna untuk bermain selancar.
Sebab, Pantai Sawarna berhadapan dengan Perairan Samudera Hindia.
Namun, kawasan destinasi Pantai Sawarna itu belum dikelola dengan baik karena tidak terdapat tempat parkir yang bisa menampung kendaraan.
Selain itu juga belum didukung sarana penunjang, seperti hotel, villa, sarana komunikasi dan pusat perdagangan.
Dengan demikian, kondisi Pantai Sawarna belum dijadikan andalan untuk mendatangkan wisatawan domistik dan mancanegara.
Padahal, potensi wisata pesisir pantai selatan cukup berpotensi mendunia.
"Kami berharap ke depan Pantai Sawarna bisa menjadikan idola wisata di Banten," katanya.
Menurut dia, destinasi wisata Lebak yang mendunia juga terdapat komunitas adat masyarakat Badui.
Kehidupan masyarakat Badui hingg kini mempertahankan adat istiadat dengan menolak kehidupan modernisasi.
Masyarakat Badui yang bermukim di Pegunungan Kendeng di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar seluas 5.100 hektare dengan penduduk sekitar 11.000 jiwa memiliki daya tarik tersendiri.
Perkampungan mereka dilarang memiliki kendaraan, televisi, kursi mebel, rumah tembok, penerangan listrik maupun jalan bagus.
Selain itu juga dilarang berdiri bangunan sekolah, puskesmas dan pos kepolisian.
Kehidupan masyarakat Badui sangat sederhana dan mencintai terhadap lingkungan alam sesuai peninggalan leluhurnya.
Destinasi budaya masyarakat Badui sudah mendunia,namun pengelolaanya belum maksimal.
Saat ini, lokasi wisata Badui tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Mereka pengunjung wisatawan dari luar daerah maupun luar negeri tinggal di rumah-rumah warga Badui karena tidak terdapat penginapan yang refresentatif.
Selain itu juga tidak dilengkapi pusat perdagangan, jaringan penerangan, jaringan air bersih dan fasilitas lainnya.
"Saya kira kondisi seperti itu tentu kurang dilirik wisatawan mancanegara," katanya.
Menurut dia, saat ini ruas jalan menuju kawasan wisata Pantai Sawarna dan Badui cukup bagus dan bisa dilintasi kendaraan.
Ruas jalan itu dibangun betonisasi dan hotmiks oleh pemerintah daerah.
Potensi wisata Lebak juga memiliki nilai jual untuk mendatangkan wisatawan, diantaranya Pantai Karang Taraje, Pantai Cihara, Arung Jeram, Goa Sangkir, Kawah Cipanas, Pemandian Air Panas, Air Terjun Cihear, Air Panas Seneng Hati, Pantai Bagedur, Pantai Binuangen dan Pantai Tanjung Panto.
Disamping itu, juga Pantai Karang Malang, Pantai Pulau Manuk, Pantai Ciantir, Pantai Cimandiri, Pantai Cibobos, Curug Kanteh, dan Curug Indihiyang.
"Kami berharap objek wisata itu dapat dikelola dengan baik sehingga dapat mendongkrak PAD," ujarnya.
Plh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin mengatakan pemerintah daerah kini menata kawasan destinasi objek wisata Badui dan Pantai Sawarna.
Bahkan, Pantai Sawarna dan Badui dibangun pusat perbelanjaan (plaza komoditas) yang menampung produk unggulan daerah.
Produk uggulan daerah itu kerajinan masyarakat Badui, seperti kain tenun, batik, golok, aneka souvenir dan madu lebah.
Disamping itu juga produk unggulan aneka pisang, diantaranya sale pisang,keripik pisang dan lainya.
"Kami terus mendorong sektor pariwisata menjadikan andalan pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya.
Legislatif : Destinasi Wisata Di Lebak Perlu Pembenahan
Kamis, 8 November 2018 18:34 WIB
Destinasi wisata Lebak yang mendunia juga terdapat komunitas adat masyarakat Badui