Tangerang (Antaranews Banten) - Pemerintah Kota Tangerang mencanangkan Program Tangerang Usir Banjir, merupakan upaya dan pekerjaan yang dilaksanakan setiap waktunya untuk mengatasi banjir.
Mulai dari melakukan pembangunan drainase, turap, embung, pusat pengendali banjir, hingga partisipasi masyarakat secara langsung dalam menjaga lingkungannya dari kerusakan iklim dengan program Kampung Iklim.
Hasilnya pun sangat dirasakan manfaatnya. Titik banjir di Kota Tangerang selama empat tahun terakhir terus berkurang. Bahkan, belum lama ini Kementrian Lingkungan Hidup dan kehutanan memberikan dua penghargaan sekaligus kepada Kota Tangerang terkait komitmennya dalam pengendalian perubahan iklim.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, penanganan banjir di Kota Tangerang dibagi dalam tiga wilayah yakni Barat, Tengah dan Timur. Penyebab banjir yang berasal dari air luapan Kali dan Sungai, diatasi dengan pembangunan turap dan pusat pengendali banjir.
Kemudian, untuk yang banjir di pemukiman maka dilakukan pembangunan embung, drainase serta program penghijauan yang masuk dalam Program Kampung Iklim diantaranya pembuatan lubang biopori. "Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, sekarang sudah mulai teratasi. Warga harus menjaga lingkungannya agar tidak rusak dan saluran air tetap lancar," ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Kota Tangerang pun terus meminta kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung dan Cisadane untuk melakukan pengerukan di sungai cisadane agar debit air yang dapat tertampung pun lebih banyak lagi.
Sejumlah pekerjaan untuk penanganan banjir, lanjut Wali Kota, akan terus dilakukan di tahun mendatang sesuai dengan kajian wilayah masing - masing. Hal ini mengingat pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang yang semakin meningkat. Sehingga perlu disiapkan skenario agar pembuangan air tetap lancar dan menjadi masalah perkotaan.
Plt Kepala Dinas PUPR Kota Tangerang, Tatang Sutisna mengatakan, sudah banyak pekerjaan dalam penanganan banjir selama lima tahun terakhir yang dilakukan.
Misalnya saja pembangunan turap yang telah dikerjakan di 235 titik sejak tahun 2014 hingga sekarang. Kemudian ada juga pembangunan 1.466 ruas sistem drainase atau sepanjang 626,865 kilometer yang juga telah dibangun sejak tahun 2014 hingga kini.
Sementara untuk di pemukiman warga, penanganan banjir dilakukan dengan membangun embung yang tujuannya adalah untuk menampung kelebihan air hujan sehingga tak membanjiri pemukiman warga. Sampai saat ini, telah terbangun sembilan embung dan menargetkan kembali membangun enam embung.
Sementara itu, untuk pusat pengendali banjir yang telah dibangun Pemkot Tangerang sejak tahun 2014 hingga sekarang mencapai 75 lokasi. Pembangunan ini sejalan juga dengan pekerjaan pintu air yang telah terbangun di delapn lokasi dan akan kembali membangun enam pintu air hingga akhir tahun ini.
Tatang menuturkan, beberapa pekerjaan tersebut berhasil menekan jumlah titik banjir yang terdata pada tahun 2014 sebanyak 31 lokasi dan kini tercatat ada tujuh lokasi lagi. "Pembagian wilayah dalam penanganan banjir berhasil menekan titik banjir dan akan terus dilakukan di tahun mendatang," paparnya.
Mengenai personil dan sarana lainnya dalam penanganan banjir, Dinas PUPR memiliki 762 personil lapangan serta sejumlah alat seperti 36 unit truk, 22 pick up, 7 excavator yang terdiri dari jenis spider, amphibi dan wheel. Lalu ada juga lima unit crane serta 20 unit alat berat pemeliharaan jalan.
Personel tersebut juga akan dibantu dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang berjumlah 350 orang dan tersebar di empat UPT. Adapun sarana yang dimiliki yakni 35 unit mobil pemadam kebakaran, perahu kaleng, perahu fiber, perahu almunium dan perahu karet yang diperuntukan untuk penanganan banjir. (ADV)
Penanganan Banjir Kota Tangerang Libatkan Peran Serta Warga
Selasa, 6 November 2018 7:55 WIB
Banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, sekarang sudah mulai teratasi. Warga harus menjaga lingkungannya agar tidak rusak dan saluran air tetap lancar