Lebak (Antaranews Banten) - Produk kerajinan tenun Badui di Kabupaten Lebak, Banten, mulai diminati kalangan remaja karena memiliki nilai seni tradisional.
"Sebagian besar pengunjung ke sini membeli kain tenun Badui dari kalangan remaja," kata Munah (50), seorang perajin tenun Badui saat ditemui digerai pameran Hari Koperasi ke-71 di Lebak, Rabu.
Selama ini, kain tenun Badui mulai ramai digunakan kalangan remaja putra dan putri karena corak dan warna sangat alami.
Selain itu juga kain tenun kerapkali para desainer dijadikan lomba fashion atau model baik tingkat nasional maupun dunia.
Saat ini, kain tenun Badui lagi trend di kalangan remaja untuk pakaian model, pakaian kampret, pakaian formal, celana dan selendang.
"Kami terus meningkatkan kualitas kain tenun juga pewarna menggunakan bahan baku alami dari dedaunan," katanya.
Menurut dia, kain tenun Badui diproduksi secara manual dan tradisional sehingga memiliki nilai jual.
Harga kain tenun Badui bervariasi tergantung kualitas mulai Rp70.000 sampai Rp1,5 juta per kain.
Sementara bahan bahan baku kain tenun Badui itu didatangkan dari Majalaya Bandung, Jawa Barat.
"Kami sejak empat hari terakhir mengikuti pameran ini cukup terbantu omzet pendapatan relatif baik," katanya.
Menurut dia, untuk mengerjakan kain dengan ukuran 3x2 meter persegi bisa dikerjakan selama sepekan.
Pengerjaan kain tenun sambil duduk di balai-balai rumah yang terbuat dari dinding bambu dan atap rumbia.
Mereka mengerjakan tenun Badui itu dengan berbagai motif dan corak warna.
"Kami menggeluti usaha kerajinan tenun itu sudah delapan tahun dan terbantu pendapatan ekonomi keluarga," katanya.
Begitu juga perajin tenun lainnya, Neng (55) mengaku, dirinya merasa kewalahan melayani pengunjung yang membeli kain tenun Badui kebanyakan kalangan remaja.
Bahkan, diantaranya pengunjung datang dari Tangerang dan Jakarta.
"Kami hari ini stok kain tenun Badui tinggal beberapa potong lagi karena laku keras," katanya.
Kepala Seksi Industri Kecil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Sutisna mengatakan, pemerintah daerah melakukan pembinaan diversifikasi produk kerajinan tenun dan batik Badui.
Saat ini, tercatat 50 perajin tenun dan batik Badui terus dikembangkan karena dapat menumbuhkan ekonomi lokal.
"Kami berkomitmen untuk mengenalkan kain tenun Badui ke masyarakat luas melalui pameran-pameran maupun lomba model busana," katanya.
Kain Tenun Badui Mulai Diminati Kalangan Remaja
Rabu, 31 Oktober 2018 20:40 WIB
Kain tenun Badui lagi trend di kalangan remaja untuk pakaian model, pakaian kampret, pakaian formal, celana dan selendang