Banten Kembangkan 1.000 Ha Jagung Berbasis Korporasi
Rabu, 31 Oktober 2018 17:30 WIB
Lokasi penanaman ini bagian dari target penanaman jagung di Banten 90 ribu ha. Realisasi sampai September sudah 58 ribu ha, jadi sisanya tinggal sekitar 32 ribuan ha
Lebak (Antaranews Banten) - Pemerintah Provinsi Banten melakukan penanaman jagung 1.000 hektare (ha) dalam satu hamparan sebagai "pilot project" pengembangan tanaman jagung berbasis korporasi.
"Lokasi penanaman ini bagian dari target penanaman jagung di Banten 90 ribu ha. Realisasi sampai September sudah 58 ribu ha, jadi sisanya tinggal sekitar 32 ribuan ha. Lokasi ini bagian dari itu, tapi sifatnya spesifik," kata Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid usai gerkaan tanam jagung di Gunung Kencana di Lebak, Rabu.
Gerakan tanam 1.000 ha jagung sebagai pilot projek penanaman jagung hibrida berbasis korporasi tersebut, dilakukan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Tani Gerlap Desa Gunung Kendeng, Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak.
Agus mengatakan, pilot projek penanaman jagung berbasis korporasi tersebut maksudnya ada kepastian jaminan dari hulu mulai dari dukungan alat mesin pertanian, infrastruktur, benih, pupuk hingga pemasaran dari jagung tersebut dengan adanya jaminan dari pemerintah dan perusahaan yang akan menampung jagung para petani.
"Kami juga menyiapkan "dryer" agar bisa memberikan jaminan kualitas jagung kering disaat musim hujan," kata Agus.
Dalam gerakan penanaman jagung berbasis korporasi tersebut hadir sejumlah pihak terkait seperti Dewan Jagung Nasional (DJN), BPPT, piahk Bank, Pengusaha, kelompok tani, kepolisian, unsur TNI dan sejumlah pihak terkait.
Agus mengatakan, Kementerian Pertanian memberikan tarhet bagi Banten untuk menanam 90 ribu ha tanaman jagung pada 2018. Lokasi penanaman jagung tersebut di Pandeglang 59,250 ha, Lebak 27.470 ha, termasuk pilot projek pengembangan jagung berbasis korporasi seluas 1.000 ha, Kabupaten Serang 3.063 ha, Kota Serang 65 ha, Kabupaten Tangerang 27 ha dan Kota Cilegon 115 ha.
"Kebutuhan jagung untuk pabrik pakan di Banten 1.662.508 ton atau 21,64 persen dari total penyerapan jagung nasional 138.542 ton per bulan atau 4.555 ton per hari," kata Agus.
Sementara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola mengatakan, Banten memiliki peluang dan pasar yang besar untuk pengembangan jagung. Sebab sebagian besar pabrik pakan ternak yang membutuhkan jbahan baku jagung berada di Banten, apalagi Banten juga dekat dengan DKI Jakarta.
"Provinsi Banten ini ibarat gadis yang belum dipoles. Dalam pengembangan jagung ini, saya punya keyakinan, Banten bisa berkembang dan petani Banten bisa mengambil untuk yang lebih besar. Untuk itu, makanya saya bawa pengusaha ke sini untuk bisa melihat langsung potensinya di Banten dari pada jauh dari Dompu atau Sumbawa," kata Maxdeyul Sola.
Namun demikian, kata dia, ada beberapa kelemahan yang perlu diantisipasi diantaranya perlu adanya embung-embung air untuk lokasi penanaman jagung yang jauh dari sumber air terutama di luar musim hujan.
"Pengembangan agribisnis tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, harus simultan dan berada dalam satu struktur. Perlu ada tim dan suatu organisasi untuk menata gerakan penanaman jagung di Banten, agar sampai ke tingkat bawah," katanya.***3***