Lebak (Antaranews Banten) - Petani Kabupaten Lebak, Banten memasok jagung ke pasar DKI Jakarta dengan produksi sebanyak 16.159 ton.
"Kita optimistis ke depan Lebak menjadi sentra lumbung jagung," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Selasa.
Keberhasilan petani Kabupten Lebak mengembangkan komoditas tanaman jagung tidak lepas peran Kementerian Pertanian yang menggulirkan program upaya khusus (upsus) padi, jagung dan kedelai atau pajali.
Sebelumnya, produksi jagung di Kabupaten Lebak relatif kecil karena minat petani mengembangkan jagung sangat berkurang dibandingkan usaha pertanian pangan padi.
Saat ini, produksi jagung sampai dengan September 2018 mencapai 16.159 ton dengan panen seluas 5.528 hektare.
"Kami terus mendorong petani agar meningkatkan produksi dan produktivitas jagung," katanya menjelaskan.
Menurut dia, saat ini, petani yang mengembangkan tanaman jagung di Kabupaten Lebak tersebar di 28 kecamatan.
Namun, sentra jagung yang berhasil baru di Kecamatan Gunungkencanang, Muncang, Cimarga, Cilograng, Leuwidamar, Cihara, Sobang dan Cirinten.
Kemungkinan daerah lainnya diharapkan bisa menjadi sentra jagung sehingga mampu menyumbangkan kedaulatan pangan nasional.
Gerakan percepatan tanam jagung dipastikan November 2018 sehubungan curah hujan cenderung meningkat.
Kebanyakan petani Kabupaten Lebak mengembangkan tanaman jagung di lahan darat.
"Kami tahun ini menyalurkan benih jagung melalui program upsus pajale di atas 20 ribu hektare," katanya.
Dede juga mengatakan, pemerintah daerah juga bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten.
Mereka petani tidak khawatir lagi untuk mengembangkan pertanian jagung karena akan ditampung oleh GPMT itu.
Kerja sama itu untuk membantu pemasaran petani jagung agar dapat meningkatkan pendapatan ekonomi.
"Kami berharap kerja sama itu dapat menguntungkan petani," ujarnya menjelaskan.
Sejumlah petani Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak mengatakan mereka kini mengembangkan budidaya tanaman jagung hibrida dari bantuan program upsus pajale.
Pengembangan budidaya jagung itu nantinya bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal yang selama ini masih didatangkan dari luar daerah.
Tanaman jagung jenis varietas NK 212 tersebut dengan memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani seluas 20 hektare.
"Kami saat ini telah mengembangkan tanaman jagung seluas 70 hektare," kata Yanto (45) Ketua Kelompok Tani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak.
Petani Kabupaten Lebak Pasok Jagung Ke Pasar DKI Jakarta
Selasa, 16 Oktober 2018 8:58 WIB
Keberhasilan petani Kabupten Lebak mengembangkan komoditas tanaman jagung tidak lepas peran Kementerian Pertanian yang menggulirkan program upaya khusus (upsus) padi, jagung dan kedelai atau pajali.