Lebak (Antaranews Banten) – Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga Juli 2018 menembus 19.118 ton sehingga menyumbangkan ketahanan pangan di daerah itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Minggu, mengatakan, pertanian palawija sangat membantu peningkatan produksi pangan juga peningkatan ekonomi petani.
Namun, saat ini produktivitas palawija terjadi penurunan karena sejumlah daerah dilanda kekeringan akibat kemarau sejak dua bulan terakhir.
Bahkan, petani saat ini menunda penanaman pertanian jagung dan kedelai.
Kemungkinan besar petani akan melaksanakan percepatan tanam pada September mendatang karena diperkirakan memasuki musim hujan.
"Kami minta petani jika musim kemarau sebaiknya menunda tanam guna mencegah kerugian," katanya.
Menurut Dede, selama ini, usaha pertanian komoditas palawija cukup menjanjikan pendapatan ekonomi petani karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Namun, produksi pertanian palawija belum maksimal sehingga kebanyakan didatangkan dari luar daerah
Produksi pertanian palawija yang terdiri atas enam komoditas itu sampai Juli 2018 mencapai 19.118 ton dari panen seluas 1.058 hektare dan tanam 867 hektare.
Dari produksi 19.118 ton antara lain jagung 10.556 ton, kedelai 2.362 ton, kacang tanah 216 ton, kacang hijau 2 ton, ubi kayu 15.515 ton, dan ubi jalar 3.386 ton.
"Kami mendorong petani terus mengembangkan pertanian palawija sehingga bisa memenuhi pasar lokal dan tidak mendatangkan dari luar daerah," katanya menjelaskan.
Baca juga: Produksi Pangan Meningkat HIngga Surplus 13 Bulan
Produksi Palawija Lebak Tembus 19.118 Ton
Minggu, 19 Agustus 2018 18:40 WIB
Produksi palawija di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hingga Juli 2018 menembus 19.118 ton sehingga menyumbangkan ketahanan pangan di daerah itu.