Serang (Antaranews Banten) - Peneliti senior Pusat Penelitian Politik- LIPI Prof Dr Siti Zuhro menilai munculnya calon tunggal dalam Pilkada serentak 2018 termasuk tiga daerah di Banten, merupakan demokrasi yang tidak sehat dan tidak mendidik masyarakat dalam berdemokrasi.
''Munculnya calon tunggal ini merupakan kegagalan parpol dalam kaderisasi. Parpol harus bertanggung jawab dalam kaderisasi dan promosikan kadernya. Tidak boleh calon tunggal karena itu aklamasi, apalagi disandingkan dengan bumbung kosong yang tidak bernyawa dan tidak punya visi misi," kata Siti Zuhro usai menghadiri halal bihalal KAHMI Banten di Serang, Rabu.
Ia mengatakan, parpol seharusnya memberikan pendidikan kepada masyarakat cara berdemokrasi yang sehat. Jangan sampai masyarkaat disuguhi calon tunggal yang tidak ada pilihan lain untuk menjadi calon pemimpin di daerahnya.
''Parpol sebagai pilar demokrasi dan aset negara harus menunjukan kualitasnya," kata Zuhro.
Menurutnya, dengan adanya calon tunggal di tiga daerah di Banten dalam pilkada serentak tahun 2018 merupapkan indikasi yang tidak menggembirakan dalam berdemokrasi. Oleh karena itu, tidak hanya untuk partai politik saja tetapi masyarakat harus ikut 'mengatakan' bahwa dalam berdemokrasi tidak boleh memunculkan hanya satu orang atau monopoli kekuatan calon tertentu, tetapi masyarkat harus diiberi pilihan-pilihan calon pemimpinnya.
''Tidak hanya partai politik saja, tetapi masyarakat harus 'speakout', harus ikut mengatakan agar ada pilihan-pilihan," kata Zuhro yang juga Presedium Majelis Nasional KAHMI.
Empat daerah di Provinsi Banten yang menyelenggarakan Pilkada serentak pada Rabu 27 Juni 2018 lalu yakni Kota Serang, Kota Tangerang, Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak, tiga daerah diantaranya diikuti calon tunggal atau lawan kotak kosong.
Tiga pilkada di Banten yang diikuti pasangan calon tunggal atau lawan kotak kosong yakni Kabupaten Lebak diikuti calon tunggal Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi yang diusung Partai Nasdem, Golkar, PDI P, Demokrat, PAN, PPP, Hanura, Gerindra, PKS dan PKB.
Kemudian Kabupaten Tangerang diikuti calon tunggal Ahmed Zaki Iskandar dan Mad Romli diusung oleh Partai Nasem, Golkar, Demokrat, PAN, PPP, PBB, PKPI, PDIP, Hanura, Gerindra, PKS dan PKB.
Selanjutnya pilkada di Kota Tangerang juga diikuti calon tunggal yakni pasangan Arief R Wismansyah dan Sachrudin yang diusung oleh Demokrat, Golkar, PDIP, PKB, Gerindra, PPP, PAN, PKS, Hanura dan NasDem. Ketiga calon tunggal tersebut menang melawan kotak kosong dalam pemungutan suara di daerahnya masing-maisng.
Sedangkan satu daerah lainnya yakni Kota Serang diikuti tiga pasangan calon, Vera Nurlaela dan Nurhasan yang diusung Partai Golkar, Gerindra, PDI P, Demokrat, PKB, Nasdem, PKPI dan PBB. Kemudian nomor urut dua Samsul Hidayat-Rohman dari jalur perseorangan dan nomor urut tiga Syafrudin- Subadri Usuludin yang diusung PPP, PKS, Hanura dan PAN.
Baca juga: Arief-Sachrudin Raih 86 Persen Suara Pilkada Tangerang
Zuhro: Calon Tunggal Pilkada Demokrasi Yang Tidak Sehat
Rabu, 4 Juli 2018 18:15 WIB
Munculnya calon tunggal ini merupakan kegagalan parpol dalam kaderisasi. Parpol harus bertanggung jawab dalam kaderisasi dan promosikan kadernya