Lebak (Antara News Banten) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) perayaan Seba Badui yang dilaksanakan di Pendopo Pemkab Lebak juga Provinsi Banten bisa mendunia karena memiliki keunikan dibandingkan masyarakat lain di Tanah Air.
"Kami yakin ke depan perayaan Seba Badui yang digelar setiap tahun bisa mendongkrak kunjungan wisatawan asing," kata Irjen Kemendikbud Uli saat menyaksikan perayaan Seba Badui di Kabupaten Lebak, Jumat.
Selama ini, keunikan perayaan Seba itu,mereka masyarakat Badui berjalan kaki menempuh sepanjang 50 kilometer tanpa sandal.
Mereka berjalan kaki mengangkut hasil pertanian dengan menembus hutan dan curam jika musim hujan tentu sangat
Keunikan jalan kaki itu, kata dia, memiliki nilai menarik untuk menjadikan destinasi wisata.
"Kami kali pertama melihat perayaan Seba Badui sangat unik dan menyenangkan," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dirinya sudah mendatangi beberapa perayaan masyarakat adat di Tanah Air.
Namun, melihat masyarakat Badui yang berpakaian khas hitam-hitam dan tali ikat ikat biru masuk kategori masyarakat Badui Luar.
Sedangkan, berpakaian putih-putih berikat kepala putih masuk kategori Badui Dalam.
Mereka masyarakat Badui tidak menggunakan sandal maupun sepatu,termasuk tokoh adat.
Selain itu juga masyarakat Badui patut diapresiasi jika upacara Seba berlangsung mereka tida ada satupun yang bercanda maupun bercengkrama.
"Kami optimistis ke depan perayaan Seba bisa mendunia," katanya menjelaskan.
Luigi Monteanni, seorang wisatawan warga Italia mengatakan dirinya terpaksa terbang dari negaranya untuk melihat dan menyaksikan perayaan Seba Badui di Kabupaten Lebak.
Kelebihan suku masyarakat Badui hingga kini menolak kehidupan modernisasi dan mereka taat terhadap adat dari leluhurnya.
Saat ini, dirinya tengah melakukan penelitian antropologi kehidupan masyarakat Badui.
Penelitian itu, diantaranya bercocoktanam ladang, kesenian juga bahasa sunda khas masyarakat Badui dan kehidupan sosial.
Namun, masyarakat Badui kehidupanya sama dengan suku-suku lainya di dunia, seperti kehidupan komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru dan suku di Afrika.
"Kami sebagai mahasiswa antropolog di Italia ingin melakukan penelitian kehidupan masyarakat Badui," katanya.
Sekertaris Daerah Kabupaten Lebak Dede Jaelani mengatakan pemerintah daerah terus mengembangkan perayaan Seba itu dapat mendatangkan wisatawan asing karena memiliki keunikan tersendiri dengan adat dari daerah lain.
Keunikan masyarakat Badui itu melakukan perayaan Seba berjalan kaki tanpa sandal dengan melintasi hutan,curam dan aspal.
Selama ini, masyarakat budaya Badui menjadikan ikon Kabupaten Lebak karena tidak terdapat di Pulau Jawa.
"Kami ke depan agar perayaan Seba dapat mendongkrak kunjungan wisata asing," katanya.
Baca juga: Warga Badui Padati Pendopo Lebak Rayakan Seba
Kemendikbud Perayaan Seba Dunia Bisa Mendunia
Jumat, 20 April 2018 22:59 WIB
Penelitian terhadap masyarakat Badui objek yang menarik dalam dunia pendidikan