Lebak (Antara News) - Produksi panen padi di Kabupaten Lebak, Banten, sejak Januari-Februari 2018 mencapai 16.242 hektare gabah kering pungut sehingga menyumbangkan ketahanan pangan masyarakat di daerah itu.
"Kami memperkirakan panen padi berlangsung hingga Juni mendatang," kata Pelaksana Data Statistik Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Supardi di Lebak, Jumat.
Sebagian besar panen padi di Kabupaten Lebak tanam pada November-Oktober 2017 tersebar di Kecamatan Cipanas, Leuwidamar, Rangkasbitung, Muncang, Bojongmanik, Malingping, Kalanganyar, Wanasalam, Bayah, Muncang, Panggangan, Cirinten, Cileles, Cimarga dan Sobang.
Mereka petani yang memasuki panen padi agar melaksanakan percepatan tanam karena curah hujan cenderung meningkat.
Percepatan tanam padi guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat juga mendukung swasembada pangan.
Dengan panen ini, diperkirakan produksi pangan mengingat dan melimpah di sejumlah pasar lokal.
"Kami mendorong petani terus meningkatkan produksi karena permintaan pangan cukup tinggi," katanya menjelaskan.
Menurut dia, selama ini, sektor pertanian masih dilakukan intervensi oleh pemerintah, seperti penyaluran bantuan sarana produksi di antaranya benih unggul, pupuk, pestisida, perbaikan irigasi dan pompa air.
Bahkan, penyaluran benih melalui program upaya khusus (upsus) padi.
Selain itu juga bantuan alat-alat pertanian (alsintan) diantaranya traktor dan alat pengering juga didukung curah hujan tinggi sehingga areal sawah tadah hujan terpenuhi kebutuhan pasokan air.
Keberhasilan produksi pangan di Kabupaten Lebak juga tidak lepas peran serta kelompok-kelompok tani, tenaga petugas penyuluh lapang (PPL) dan petugas unit pelaksana teknis (UPT) dan stakeholder seperti TNI, KTNA serta Asosiasi Petani yang tergabung dalam TTI.
"Kami minta petani yang panen itu agar cepat melaksanakan gerakan tanam sehingga pada Juli 2018 bisa kembali panen," katanya.
Ia mengatakan, panen padi sebanyak 16.242 hektar itu antara lain padi sawah seluas 15.332 hektare dan padi gogo seluas 910 hektare.
Saat ini, petani Kabupaten Lebak merupakan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten dan memberikan sumbangan pangan untuk kabupaten, provinsi dan nasional.
Bahkan, produksi pangan di daerah ini surplus dan target masa panen raya selama lima kali musim dengan waktu dua tahun.
"Kami berharap Maret-April bisa dilakukan gerakan percepatan tanam karena curah hujan cukup tinggi," katanya menjelaskan.
Berdasarkan perkiraan Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG Banten selama dua bulan kedepan curah hujan meningkat dengan kapasitas sedang dan ringan.
Untuk itu, pihaknya berharap petani bisa melakukan percepatan tanam serentak karena cukup menguntungkan bagi petani.
Sebab, percepatan tanam serentak bisa mengantisipasi serangan maupun hama tanaman juga panenan secara bersamaan.
"Kami mengimbau petani bisa tanam serentak sehingga bisa mendongkrak produksi pangan," ujarnya.
Samaun (45) seorang warga Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mengaku petani di sini seluas 200 hektar memasuki musim panen dari tanam Oktober 2017 lalu.
"Kami lega panen padi tahun ini bagus dengan produksi 7-8 ton gabah kering pungut per hektare tanpa serangan penyakit dan hama tanaman," katanya.Baca juga: Syngenta Luncurkan Teknologi Kendalikan Gulma Bantu Petani
Produksi Panen Padi Di Lebak 16.242 Hektare
Sabtu, 17 Maret 2018 10:23 WIB
Pemerintah daerah memberikan dukungan dalam bentuk penyediaan benih unggul, pupuk, pestisida, perbaikan irigasi dan pompa air.