Lebak (Antara News) - Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna menyatakan serangan hama wereng batang cokelat (WBC), dan penyakit organisme penganggu tanaman (OPT) di daerah ini tidak mempengaruhi produksi pangan.
"Kami optimistis produksi pangan tahun ini dijamin surplus dan tidak terdampak serangan hama," kata Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Jumat.
Pemerintah daerah terus melakukan upaya pencegahan serangan hama WBC maupun penyakit OPT melalui berbagai kegiatan diantaranya melaksanakan gerakan pengendalian massal yang melibatkan petani.
Selain itu juga mengoptimalkan pemantauan dan pengawasan yang dilakukan petugas pengamat organisme penganggu tanaman (POPT),petugas penyuluh lapang (PPL) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) kecamatan juga penyaluran bantuan pestisida.
Berdasarkan data luas tanam padi di Kabupaten Lebak sampai Juli 2017 seluas 52.155 hektare dan teridentifikasi serangan hama seluas 1.022 hektare.
Dari 1.022 hektare itu dilaporkan seluas 148 hektare mengalami gagal panen.
Kebanyakan usia tanaman padi yang terserang hama itu usia antara tujuh sampai 60 hari setelah tanam.
"Kami menilai serangan hama dan gagal panen tidak menjadikan ancaman produksi pangan karena jumlahnya relatif kecil dibandingkan angka tanam," katanya menjelaskan.
Menurut dia, penyebab serangan hama WBC dan OPT itu akibat curah hujan cenderung meningkat sehingga populasi binatang WBC, tikus dan lainnya berkembangbiak.
Umumnya, kata dia, populasi binatang hama menyerangan tanaman padi akibat suhu lembab setelah curah hujan meningkat.
Untuk menyelamatkan tanaman padi dari serangan itu, pihaknya meminta petani segera melapor kepada petugas POPT, PPL dan UPT Kecamatan.
Pelaporan petani itu akan dilakukan tindakan pencegahan dengan cepat oleh petugas agar serangan hama tidak meluas ke daerah lain.
Selain itu juga petugas POPT, PPL dan UPT Kecamatan akan melakukan gerakan pengendalian hama tanaman padi.
"Kami minta petani segera melapor jika ditemukan serangan tanaman padi sehingga bisa ditangani secepatnya," katanya.
Dede mengajak untuk mencegah serangan hama maka petani harus melakukan pergantian benih yang semula panen benih Ciherang maka pada tanam berikutnya diganti dengan benih infari 10 atau infari 3.
Pergantian benih itu guna mencegah serangan hama WBC maupun penyakit OPT lainnya.
Saat ini, kata dia, banyak ditemukan petani setiap musim tanam belum pernah melakukan pergantian benih.
Disamping itu juga petani melakukan pembakaran batang tanaman padi atau jerami jika terserang hama WBC atau penyakit OPT lainnya.
Pembakaran ini, kata dia, memutus mata rantai penyebaran populasi binatang hama itu.
"Kami berharap petani bisa melakukan pergantian benih dan pembakaran batang tanaman padi yang terserang hama guna memutus serangan hama,"ujarnya.
Distanbun: Serangan Hama Tak Pengaruhi Produksi Pangan
Jumat, 28 Juli 2017 11:52 WIB