Lebak (Antara News) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Banten, meningkatkan kualitas tenun Badui melalui pelatihan dan bantuan peralatan produksi hingga magang ke luar daerah.
"Kami mendorong agar kerajinan tenun Badui lebih berkualitas sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat Badui," kata Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Sutisna di Lebak, Kamis.
Pemerintah daerah berkomitmen mengembangkan kualitas tenun Badui karena menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan bermanfaat bagi penyerapan lapangan pekerjaan.
Saat ini, perajin tenun tradisional di kalangan masyarakat Badui yang tinggal di pedalaman Kabupaten Lebak membanggakan.
Produksi tenun Badui hingga mendunia melaui karya disainer muda Amanda I Lestari pada ajang peragaan busana tingkat dunia, "London Fashion Week" di Somerset House, London, Inggris, pada Februari 2017.
"London Fashion Week" menjadi kebanggaan mereka karena menampilkan tenun Badui yang sederhana, namun elegan dalam ekshibisi busana dengan menampilkan desainer dari 26 negara.
"Kami yakin ke depan prospek tenun Badui bisa mendunia," ujarnya.
Menurut dia, saat ini perajin tenun Badui di kawasan masyarakat tradisional tersebut berkembang hingga ratusan perajin.
Kehadiran perajin tenun Badui itu tentu menyumbangkan pendapatan ekonomi dan menyerap lapangan pekerjaan.
Pihaknya terus melestarikan budaya kerajinan khas masyarakat Badui karena memiliki nilai jual cukup tinggi dengan memiliki banyak aneka motif pilihan dan lebih unik, berbeda dengan tenun dari daerah lain di Tanah Air.
Aneka motif tenun Badui cukup banyak, di antaranya poleng hideung, poleng paul, mursadam, pepetikan , kacang herang, maghrib, capit hurang, susuatan, suat songket, smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka), adu mancung, serta motif aros yang terdiri dari aros awi gede, kembang saka, kembang cikur, dan aros anggeus.
"Semua motif tenun Badui itu disesuaikan dengan budaya mereka," katanya.
Sutisna mengatakan pemerintah daerah kini membina perajin tenun Badui 200 warga Badui dengan pelatihan-pelatihan juga menyalurkan bantuan peralatan produksi.
Selain itu, perajin tenun Badui melakukan studi banding dengan magang ke luar daerah, seperti Tasikmalaya, untuk memperdalam menjahit rajutan bordil kain.
Penyaluran bantuan sarana produksi untuk meningkatkan kualitas tenun masyarakat Badui itu.
Ia menjelaskan produksi tenun Badui merupakan warisan secara turun temurun dan bagian amanat nenek moyang mereka yang harus dilestarikan.
Bahkan, para gadis Badui jika mau menikah tentu harus melalui persyaratan, di antaranya mampu menenun kain itu.
"Kami berharap ke depan tenun Badui bisa dijadikan hak paten," katanya.
Munah (40), seorang perajin tenun Badui yang warga Kadu Ketug, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak itu, mengatakan selama liburan Lebaran banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat usahanya.
Mereka, ujarnya, dari berbagai daerah melakukan perjalanan wisata budaya di kawasan Badui dan tertarik dengan kain adat tersebut.
Ia mengaku banyak juga wisatawan membeli produk kerajinan Badui dengan jumlah banyak.
"Pengunjung membeli kain tenun Badui untuk dijadikan kenang-kenangan dengan alasan tradisional juga memiliki nilai seni," katanya.
Benang tenun Badui didatangkan dari Majalaya, Bandung, Jawa Barat dan dikerjakan kaum perempuan dengan peralatan secara manual.
Biasanya, katanya, untuk mengerjakan kain dengan ukuran 3x2 meter persegi butuh waktu selama sepekan. Pengerjaan kain tenun sambil duduk di balai-balai rumah yang terbuat dari dinding bambu dan atap rumbia.
"Kami sangat terbantu pendapatan ekonomi keluarga dengan kerajinan kain Badui itu," katanya.
Harga kain tenun itu tergantung kualitas, mulai Rp200.000 sampai Rp500.000 per lembar.
Pihaknya kini melayani penjualan melalui medsos dengan banyak permintaan dari Bandung, Yogyakarta, Lampung, hingga Batam.
"Kami sangat terbantu memasarkan melalui media sosial, seperti Facebook, WA, dan Istagram banyak pesanan konsumen dari berbagai daerah di Tanah Air," katanya.
Disperindag Lebak Tingkatkan Kualitas Tenun Badui
Jumat, 7 Juli 2017 10:04 WIB