Pandeglang (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, akan melakukan pendataan objek wisata religi, terutama menyangkut tokoh agama dan keturunan raja-raja Banten yang selama ini banyak didatangi wisatawan.
"Nanti kita akan coba melakukan pendekatan dengan para ahli waris (keluarga) untuk dapat melakukan pendataan, agar wisata religi di Pandeglang tertata rapi," kata Bupati Pandeglang Irna Narulita saat shalat tarawih keliling di Kecamatan Kaduhejo, di Pandeglang, Minggu.
Kabupaten Pandeglang akan mengupayakan pengembangan wisata religi, terutama yang paling banyak didatangi pengunjung dibandingkan dengan objek lain, seperti pantai.
Upaya itu, kata dia, dalam rangka mengembangkan kembali nuansa Islami di Banten, khususnya Pandeglang. Program itu mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Banten.
Pariwisata, kata dia, merupakan andalan daerah setempat dalam mengembangkan perekonomian, sehingga semua potensi digarap, termasuk wisata religi.
Ia menyatakan wisata religi potensial dikembangkan di daerah tersebut, antara lain karena banyak objek religi yang selama ini terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan.
"Wisata religi potensial, dan ini cocok dengan kondisi masyarakat Pandeglang yang terkenal agamis," katanya.
Selama ini, banyak objek wisata religi di daerah itu, yakni tempat-tempat peziarahan.
"Kalau selama ini objek wisata religi hanya tempat peziarahan, ke depan semuanya akan dikemas secara religius, termasuk objek wisata alam," ujarnya.
Ia mengatakan Pandeglang dikenal sebagai "Daerah Seribu Kiai Sejuta Santri".
"Karena itulah pembangunan pariwisata diarahkan sejalan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama," ujarnya.
Dari berbagai objek wisata di daerah setempat, ujarnya, yang paling banyak pengunjungnya justru objek religi, di antaranya makam/peziarahan Syekh Mansyur Cikadueun dan peziarahan Syekh Asnawi Caringin.