Tangerang, (Antara News) - Aparatur sipil negara (ASN) lingkup pemerintahan Kabupaten Tangerang diharapkan menjadi pelopor dalam perubahan pengunaan elpiji 5,5 kg.
"AS harus malu jika mengunakan elpiji tabung tiga kg karena untuk warga tidak mampu," kata Kepala Disperindag Kabupaten Tangerang Jarnaji di Tangerang, Jumat.
Jarnaji mengatakan elpiji tiga kg mendapatkan subsidi dari pemerintah dan ASN dianggap tidak berhak memanfaatkan.
Masalah itu terkait Manager Operasi PT Pertamina Regional III DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, Alfreda mengatakan saat ini subsidi elpiji tiga kg banyak salah sasaran.
Alfreda mengatakan karena warga mampu dengan senang menikmati elpiji yang disubsidi oleh pemerintah padahal untuk penduduk dengan penghasilan kurang dari Rp1,5 juta per bulan.
Namun kenyataan warga yang memiliki mobil mengunakan elpiji bersubsidi tersebut, ini dianggap tidak tepat dan salah sasaran.
Untuk itu, pemerintah mengurangi subsidi elpiji tiga kg yang semula sebesar Rp30 triliun akhirnya menjadi Rp20 triliun.
Para ASN diharapkan menjadi garda terdepan dalam pengunaan gas tanpa subsidi jenis Bright Gas tabung 5,5 kg.
Pihaknya berharap agar Pemkab Tangerang menjadi pelopor di Banten dalam pengunaan gas tanpa subsidi tersebut dengan mengeluarkan peraturan daerah (Perda).
Masalah tersebut telah berlaku di DKI Jakarta, Pemkot Bogor, Pemkot Bandung, Kota Sukabumi, Kabupaten Purwakarta dan Kota Bekasi.
Namun Kabupaten Tangerang merupakan wilayah pertama di Provinsi Banten dalam sosialisasi pengunaan gas tanpa subsidi tersebut.
Jarnaji menambahkan tahun 2017, kuota elpiji subsidi sebanyak 3,3 juta tabung untuk warga kurang mampu yang tersebar pada 426 desa/kelurahan dan 29 kecamatan.
Dia menambahkan agar ASN tidak lagi mengunakan elpiji subsidi karena gaji yang diterima setiap bulan melebihi Rp1,5 juta.