Lebak, (Antara News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, memperpanjang status siaga bencana alam hingga Juli 2017 sehubungan prakiraan cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang di daerah itu.
"Penetapan siaga itu untuk mengurangi risiko kebencanaan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Senin.
Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak merupakan daerah rawan bencana alam, seperti banjir, longsor, angin kencang, gempa tektonik, tsunami, kekeringan, kebakaran.
Potensi bencana alam itu karena tofografi daerah dengan perbukitan, pegunungan, daerah aliran sungai, pesisir pantai dan kawasan hutan konservasi.
Potensi bencana alam yang dapat menimpa masyarakat adalah banjir, longsor, angin kencang, kebakaran dan kekeringan.
BPBD Lebak terus mengoptimalkan penyampaian peringatan, imbauan maupun peringatan dini agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan bencana alam.
Apalagi, cuaca ekstrem sangat berpeluang terjadi sehingga dapat menyebabkan banjir dan longsor serta angin puting beliung.
"Kami berharap peringatan ini bisa mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Menurut Kaprawi, pihaknya menyiapkan peralatan evakuasi, logistik dan obat-obatan juga koordinasi dengan instansi lain, seperti TNI, Polri, Dinas Bina Marga, PLN, Dinas Sosial, PDAM, PMI dan relawan.
Ia menyebutkan penanganan pascabencana alam melibatkan instansi lain agar tidak menimbulkan banyak korban.
Selain itu para relawan tangguh dan petugas kebencanaan terus siaga bencana alam dengan melayani masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
Para petugas kebencanaan melakukan piket selama 24 jam dengan bergantian. "Kami siaga penuh untuk mengantisipasi bencana alam sehingga bisa bergerak cepat melakukan evakuasi penyelamatan korban," katanya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banten, hingga Juli 2017 curah hujan masih berpeluang melanda wilayah Kabupaten Lebak.
Selama ini, jumlah masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam, mencapai ribuan kepala keluarga.
"Kami bergerak cepat untuk melakukan pertolongan sehingga bisa meminimalisasi korban bencana alam," kata Kaprawi.
Sementara itu, sejumlah warga Rangkasbitung mengaku mereka mewaspadai banjir dan angin kencang karena cuaca buruk dengan disertai hujan deras dan angin kencang.
"Kami memberlakukan siaga jika hujan deras karena khawatir menimbulkan banjir dan longsor," kata Yadi (45), warga Kelurahan Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak.