Lebak (Antara News) - Produksi komoditas perkebunan rakyat di Kabupaten Lebak, Banten, pada 2015 mencapai 31.610 ton dari lahan seluas 55.326 hektare di 28 kecamatan.
"Kami pastikan produksi komoditas perkebunan itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Kosim Ansori di Lebak, Selasa.
Pemerintah daerah terus mendorong agar produksi perkebunan rakyat meningkat karena permintaan pasar cukup tinggi.
Saat ini, produksi perkebunan rakyat juga menyumbang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan.
Bahkan, penyerapan lapangan pekerjaan mencapai 98.113 orang dengan penghasilan rata-rata Rp50 ribu/hari.
"Kami berharap pengembangan perkebunan rakyat itu dapat mengatasi kemiskinan," katanya.
Menurut dia, selama ini beberapa komoditas perkebunan rakyat menjadi unggulan daerah, seperti kakao, kelapa sawit, karet dan cengkih.
Namun, produk perkebunan itu hanya beberapa jenis komoditas tertentu yang diekspor.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat yang mengembangkan komoditas perkebunan untuk meningkatkan kualitasnya.
Selain itu, petani perlu menggunakan penerapan budidaya teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.
Pengembangan perkebunan rakyat itu antara lain jenis karet, kelapa dalam, kelapa hibrida, kelapa sawit, teh, kakao, vanili, kapol, kakao, jarak, jambu mete, aren dan kopi.
"Kami mencatat komoditas perkebunan rakyat yang berkembang di masyarakat adalah sebanyak 15 jenis,termasuk kopi robusta," katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan data statistik perkebunan rakyat tahun 2015 seluas 55.326 hektare dengan produksi 31.610 ton.
Produksi perkebunan rakyat terbesar yakni komoditas kelapa sebanyak 6.126 ton, karet 3.229 ton, kelapa sawit 2.898 ton, cengkeh 1.371 ton, kakao 733 ton, aren 723 ton, dan kopi robusta 260 ton.
"Kami berharap ke depan produksi komoditas perkebunan rakyat itu menjadi andalan ekonomi masyarakat pedesaan," katanya.
Ia menjelaskan pihaknya terus mengoptimalkan pembinaan kepada petani melalui bantuan benih unggul untuk meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan.
Produksi perkebunan itu juga sebagian diekspor ke negara-negara ASEAN, Eropa dan Amerika Serikat, seperti komoditas karet dan coklat.
"Kami menerima laporan produk komoditas perkebunan rakyat itu setiap bulan diekspor melalui jasa perusahaan dari Jakarta dan Sumatera," katanya.
Sementara itu, sejumlah petani karet di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak mengaku, saat ini produktivitas karet di daerah itu meningkat karena tiga tahun lalu dilakukan peremajaan.
"Kami saat ini bisa menjual getah karet berbentuk 'lump' mencapai 20 sampai 30 ton per hektare, namun kini harganya anjlok," kata Cecep, petani karet asal Leuwidamar Kabupaten Lebak.