Jakarta (Antara News) - Ahli tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan pembenahan tol dalam kota melalui pengaturan lalulintas sudah sangat mendesak untuk mengatasi kemacetan di luar jalan tol.
"Jasa Marga tidak bisa sendirian untuk mewujudkan rencana tersebut membutuhkan dukungan Pemprov. DKI, Dinas Bina Marga Kementerian PU dan masyarakat," kata Yayat di Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan, terdapat tiga gerbang tol masuk yang harus dipindahkan yakni Semanggi 1, Tebet 1, dan Tebet 2 karena lokasinya terlalu dekat dengan pertemuan lalulintas .
Seperti gerbang tol Semanggi 1, kata Yayat, letaknya terlalu dekat dengan jembatan Semanggi yang menjadi poros lalulintas dari Timur, Barat, dan Selatan Jakarta, jelas Yayat.
Sedangkan untuk gerbang tol Tebet 2 sebaiknya dipindahkan ke arah Cawang dekat stasiun kereta Tebet karena lokasi saat ini sudah sangat padat apalagi berdekatan dengan halte bus Trans Jakarta.
Yayat mengatakan, sementara ini untuk mengatasi kemacetan petugas pelayanan PT Jasa Marga harus dioptimalkan terutama pada jam-jam sibuk.
"Kalau saya melihat sekarang ini pelayanan belum optimal, saya rasa pengaturan shift petugas harus dievaluasi kembali," kata Yayat.
Yayat berharap, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dapat segera tanggap terhadap persoalan ini untuk segera menyetujui rencana pemindahan gerbang apalagi untuk mewujudkan rencana ini membutuhkan tambahan lahan.
Yayat mengatakan, idealnya di gerbang baru nanti dibuat empat sampai enam gerbang tol sehingga kapasitas pelayanan dapat ditingkatkan saat jam-jam sibuk.
Hal senada juga diungkap pengamat perkotaan Ali Tranghanda yang mengatakan, pemindahan gerbang membutuhkan dukungan semua pihak Kementerian PU dan Pemprov DKI Jakarta.
Dia mengatakan, pemindahan gerbang tol terutama di Semanggi sudah sangat mendesak, dia menilai sistem buka tutup Semanggi I seperti dilakukan saat ini tidak akan efektif, harus digeser ke Semanggi 2.
Ali mengatakan, dukungan Pemprov DKI sangat diperlukan mengingat akan ada pergeseran ke bangunan di sekitarnya, termasuk ketersediaan lahan sehingga memang membutuhkan perencanaan matang dan melibatkan banyak pihak.
Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga David Wijayatno mengatakan, rencana pemindahan gerbang tol memang sudah disiapkan sejak lama tetapi untuk mewujudkan rencana tersebut Jasa Marga membutuhkan tambahan lahan.
David mengatakan, butuh sertifikat tanah untuk membangun gerbang tol di Semanggi 2 dan titik lain tetapi untuk merealisasikan hal itu membutuhkan dukungan Ditjen Bina Marga Kementerian PU dan Pemprov DKI.
David mengakui upaya buka tutup maupun menambah personil untuk jemput bola tidak efektif mengatasi kemacetan di Semanggi I, solusinya dengan menggeser ke Semanggi 2, masalahnya di Semanggi hanya ada gerbang tol.
"Kalau tambah personil untuk jemput bola hanya mengurangi lalulintas 20 persen, sedangkan buka tutup sama sekali tidak pengaruh karena hanya memindahkan kemacetan ke Semanggi 2," kata David.
Lalulintas Harian Rata-Rata Semanggi 1 14.000 kendaraan, sedangkan Semanggi 2 5000 jadi terdapat 19.000 kendaraan kalau ingin dipindahkan.
Selain Semanggi terdapat dua titik kemacetan lainnya yakni di Tebet 1 depan MBAU 9000 kendaraan, dan Tebet 2 depan Gelael LHR 11.000 kendaraan, jelas David.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan memang harus ada penataan kembali gerbang tol dalam kota untuk mengatasi kemacetan untuk itu Pemprov siap mendukung.