Warga Berharap Gubernur Banten Pantau Korban Banjir
Jumat, 11 Januari 2013 15:32 WIB
Serang (ANTARABanten) - Warga korban banjir berharap Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah bisa turun langsung memantau kondisi korban banjir agar bisa mengurangi beban penderitaan warga.
"Kami sudah beberapa hari kebanjiran, harusnya gubernur turun langsung seperti Pak Jokowi," kata Omah salah seorang warga korban banjir di Pagelaran Kabupaten Pandeglang, Kamis.
Ia mengatakan, jika pejabat bisa melihat langsung kondisi warganya akan mempermudah untuk membantu warga korban banjir jika ada kekurangan bantuan baik makanan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya. Sebab, kondisi banjir kali ini cukup besar dalam kurun waktu hampir 10 tahun terakhir di daerah tersebut.
"Biasanya banjir tidak separah tahun ini, harusnya gubernur lihat langsung. Sebab, banjir tahun ini cukup parah, banyak rumah warga terendam sampai genting," katanya.
Ia juga berharap pemerintah bisa menangani banjir di wilayah tersebut secara baik, agar tidak menjadi langganan setiap musim hujan. Meskipun, saat ini sudah dibangunkan tanggul, tetapi tidak mampu menahan banjir malahan lebih parah dari tahun sebelumnya.
"Bagusnya pemerintah bangun sodetan, bukan membuat tanggul. Buktinya dibangun tanggul malah lebih parah," kata dia.
Menurut Sarwani warga korban banjir lainnya, ratusan rumah warga yang ada di sekitar pasar Pagelaran terendam dengan ketinggian air rata-rata lebih dari satu meter. Bahkan rumah-rumah yang berada sekitar sungai terendam hingga atap rumah.
Sarwani mengatakan, banjir yang terjadi di Kecamatan Pagelaran kali ini, paling besar dalam kurun sekitar 10 tahun terakhir.
"Dulu ada banjir besar seperti ini sekitar Tahun 2001, sekarang terjadi lagi," katanya.
Sementara itu Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah hingga Kamis (10/1) sore masih melakukan rapat kordinasi dengan pihak terkait di Pendopo Gubernur Banten, untuk penanganan banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Banten.
Kepala Pusat data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers yang diterima di Serang, Kamis, mengatakan banjir di Banten yang terjadi sejak Senin (7/1) terjadi di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang dan Kota Serang. Banjir disebabkan karena luapan air dari Sungai Ciujung dan anak-anak sungainya, Sungai Ciliman, Sungai Cilember, Sungai Cidurian dan lainnya.
"Korban meninggal empat orang, tiga orang di Kabupaten Lebak dan satu di Pandeglang," kata Sutopo.
Menurut dia, di Kabupaten Serang banjir merendam 11 kecamatan yang berdampak pada 3.240 Kepala Keluarga. (KK) di 7 kecamatan, sedangkan 4 kecamatan lainnya masih dalam proses pendataan. Di Kabupaten Pandeglang banjir terjadi di 11 kecamatan yang berdampak terhadap 6.060 KK di 10 kecamatan dan satu kecamatan masih dalam proses pendataan.
Selain itu, kata Sutopo, banjir juga berdampak pada 1.053 KK di Kabupaten Lebak, 40 KK di Kabupaten Tangerang, dan 73 KK pada satu kecamatan di Kota Serang.