Wakil Gubernur : Warga Lebak Waspada Bencana Alam
Rabu, 25 Januari 2012 11:38 WIB
Lebak (ANTARABanten) - Wakil Gubernur Banten H Rano Karno meminta warga Kabupaten Lebak meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam, sehubungan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana selama tiga bulan ke depan.
"Kita masih berpotensi bencana alam tiga bulan ke depan sehingga harus meningkatkan kewaspadaan," kata Rano di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Selasa.
Menurut dia, pihaknya meminta pemerintah daerah terus melakukan sosialisasi bencana alam untuk mencegah korban jiwa.
Sebab dirinya kedatangan Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat Samsul Ma'arif bahwa tiga bulan ke depan diperkirakan bencana alam akan terjadi di Banten.
Dengan begitu, kata dia, pihaknya meminta elemen masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan waspada ancaman bencana alam tersebut.
Bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Banten merupakan cobaan yang datangnya dari Allah Swt.
Karena itu, kata dia, pihaknya berharap pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama menjaga pelestarian lingkungan.
Sebab kerusakan lingkungan, tentu akan menimbulkan bencana alam, seperti banjir, longsor dan pemanasan global.
"Kami merasa prihatin dengan cobaan ini, karena baru menjabat Wakil Gubernur Banten sudah terjadi bencana banjir. Itu cobaan kita bagaimana ke depan jangan sampai terulang kembali," katanya.
Menurut dia, bencana banjir tersebut akibat kerusakan di kawasan hulu air Sungai Ciujung, Ciberang, Cisimeut, dan Ciliman.
Kemungkinan di kawasan hulu di wilayah Kabupaten Lebak terjadi penggundulan hutan akibat adanya penebangan liar.
Selain itu juga penanaman tidak sebanding dengan penebangan.
"Kita ke depan harus menjaga pelestarian lingkungan alam dengan baik," kata Rano Karno sambil mengaku dirinya pernah menjabat sebagai duta lingkungan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Muklis menjelaskan kerugian akibat bencana banjir mencapai Rp69 miliar tersebar di 23 kecamatan dan 77 desa serta 9.287 kepala keluarga.
Selain itu, kata dia, merendam 8.439 rumah dan sawah 3.383 hektare, sedangkan infrastuktur yang rusak berat sebanyak 22 jembatan, 15 irigasi, 10 ruas jalan desa, 15 ruas jalan kabupaten dan 14 jembatan gantung.
"Kami membutuhkan dana pascabencana untuk pembangunan infrastuktur sebesar Rp40 miliar," katanya.