Jalan Rusak Wisatawan Batal Menginap Di Anyer
Rabu, 26 Oktober 2011 13:53 WIB
Serang (ANTARABanten) - Kondisi jalan menunju kawasan wisata Pantai Anyer dan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, secara langsung mempengaruhi animo wisatawan, bahkan banyak di antara mereka membatalkan niatnya untuk menginap di hotal di kawasan tersebut.
"Ratusan wisatawan membatalkan pesanan kamar hotal, karena kondisi jalan menuju kawasan Pantai Anyer rusak parah," kata Ketua Perhimpungan Hotal dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, Hardomo di Serang, Sabtu (22/10).
Untuk di Pisita Resor saja, kata dia, sebanyak 500 tamu yang tiba-tiba membatalkan pesanan kamarnya. Padahal awalnya para wisatawan itu ingin menghabiskan akhir pekan di kawasan wisata itu.
Alasan ratusan tamu yang membatalkan menginap dan berlibur ke Anyer, dikarenakan kondisi jalan menuju pantai rusak berat, sehingga mengganggu kenyaman wisatawan menunju kawasan Pantai Anyer.
"Pengakuan dari tamu yang membatalkan ke kami, karena jalan menuju Anyer di kawasan Ciwandan dan Citangkil, Kota Cilegon rusak parah," kata Hardomo, yang juga General Manajer Pisita Resort tersebut.
Akibat pembatalan tamu itu, pihak manajemen Pisita Resor mengalami kerugian hingga Rp100 juta.
"Yang paling parah, mereka akan menyampaikan informasi kepada yang lainnya tentang kondisi jalan ke Anyer yang buruk, sehingga dampaknya akan buruk bagi pencitraan pariwisata Banten," katanya.
Mereka yang membatalkan diri menginap dan berkunjung ke Pantai Anyer, lebih memilih ke kawasan Puncak, Jawa Barat yang kondisi jalannya lebih baik dan nyaman.
"Mereka adalah tamu dari Bandung, dan menurut informasi akhirnya mereka memilih berlibur di puncak, Jawa Barat," katanya menambahkan.
Hardomo meyakini, bukan saja tamu di Pisita Resort yang membatalkan menginap dan berlibur, namun ada sejumlah hotel.
"Saya sih menduga ada saja tamu yang membatalkan menginap di hotel di Anyer maupun Cinangka, dengan alasan yang sama," ujarnya.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah segera memperbaiki jalan menunju kawasan Pantai Anyer, jika tidak tingkat kunjungan wisatawan akan terus berkurang dan para pengusaha jasa pariwisata terus mengalami kerugian.
Sekretaris PHRI Kabupaten Serang Sukirman, juga berharap berharap perbaikan jalan rusak menuju kawasan Pantai Anyer, dapat segera dislesaikan.
Dia menjelaskan, terselesainya jalan negara yang merupakan akses utama menuju kawasan Pantai Anyer dan Cinangka yang menjadi pilihan masyarakat dan turis menghabiskan liburan dan berwisata, dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan berdampak pada perekonomian masyarakat lokal.
Menurut dia, sebelumnya ada informasi kalau perbaikan jalan tersebut akan rampung pada akhir Oktober 2011, dan saat ini mulai dilakukan perbaikan oleh pihak kontraktor, meskipun penyelesaian perbaikan jalan tersebut progresnya tidak maksimal.
Kerusakan jalan, tidak hanya dikeluhkan para pengusaha hotel dan restoran, namun juga masyarakat Anyer, karena sebagian mereka menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata.
"Kami minta agar pemerintah segera memperbaiki jalan, supaya kegiatan pariwisata di Pantai Anyer kembali stabil dan kunjungan wisatawan pun tidak turun," kata Kunada, warga Kecamatan Anyer.
Masyarakat Anyer, kata dia, diuntungkan dengan ramainya wisatawan, tetapi kalau kondisi Anyer sepi seperti ini, masyarakat akan mengalami kerugian.
Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Banten Ridwansyah mengatakan, pelaksana perbaikan jalan tersebut yakni PT Istaka Karya mengklaim telah bangkrut atau 'pailit' maka harus dapat dibuktikan kepada publik.
Menurut dia, jika PT Istaka Karya memiliki bukti keputusan Mahkamah Agung (MA) tentang pailit atas pelaksanaan proyek senilai Rp52 miliar tersebut, maka harus dapat ditunjukkan kepada publik untuk meyakinkan alasan tidak melanjutkan perbaikan jalan itu. Sehingga pemerintah harus segera mengambil keputusan sebagai solusi untuk melanjutkan perbaikan tersebut.
"PT Istaka Karya harus menunjukan surat keputusan pailit dari MA. Sebab, bisa saja pailit itu cuma alibi," kata Ridwansyah.
Ridwansyah mengatakan, dalam waktu dekat Komisi IV berencana memanggil Istaka Karya, Satker, serta Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten, untuk menanyakan kelanjutan perbaikan jalan yang menuju kawasan wisata Anyer, Carita dan sekitarnya tersebut.
Jalan lingkar selatan
Akses menunju kawasan wisata Pantai Anyer, sebenarnya memiliki jalur alternatif, yakni jalan lingkar selatan (JLS), namun kondisinya juga mengalami rusak parah.
Pemerintah Provinsi Banten, telah memberikan bantuan Rp20 miliar pada pemerintah Kota Cilegon, untuk memperbaiki jalan yang merupakan akses menuju kawasan industri di Cigading dan Ciwandan serta salah satu akses untuk menuju tempat wisata pantai Anyer.
"Uangnya sudah masuk ke kas daerah. Tapi dari alokasi anggaran yang diterima Rp20 miliar hanya mampu memperbaiki jalan sepanjang 1,6 kilometer," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegon Yahya Bae.
Pemerintah Kota Cilegon, kata dia, juga mengalokasikan Rp3 miliar untuk perbaikan jalan tersebut, jadi total anggaran yang digunakan pada 2011 sebesar Rp23 miliar.
Titik nol pengerjaannya akan dimulai dari lampu merah PCI atau jalan masuk ke JLS. Perbaikan jalan dimulai dari 0+00 KM sampai dengan 1+1600 KM dengan dibangun betonisasi.
Rencananya ketebalan beton mencapai 30 sentimeter dan berada dalam kategori kelas tiga mengenai kekuatan jalan. Dengan kekuatan tersebut JLS dapat dilalui kendaraan yang beratnya mencapai delapan ton.
Tujuan betonisasi, katanya, untuk mendapatkan kekuatan jalan yang bisa dilalui oleh kendaraan berat dan kekuatannya bisa bertahan lama. Apalagi jalan tersebut sering dilalui oleh kendaraan yang menuju kawasan industri dan ke kawasan wisata Pantai Anyer.
Selain betonisasi juga akan dibangun tembok penahan tanah (TPT) dengan ketinggian bervariasi tergantung pada ketinggian tebing yang akan dipasangi TPT tersebut. Sedangkan titik tertinggi pada bagian tengahnya mencapai 14 meter dan tinggi bagian sayap mencapai satu meter dengan posisi cembung.
"Pekerjaan betonisasi akan menghabiskan biaya sebesar Rp12 miliar, TPT sebesar Rp5 miliar dan sisa Rp3 miliar dari bantuan Pemprov Banten tersebut digunakan untuk membuat saluran air dan administrasi. Sementara waktu yang ditargetkan adalah selama 90 hari sesuai dengan surat perjanjian kerja (SPK) yang dikeluarkan sejak 20 September 2011.
Ia juga menjelaskan, kalau ingin kondisi JLS optimal, dibutuhkan anggaran Rp100 miliar untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan kapasitas jalur transportasi tersebut.
Kebutuhan dana Rp100 miliar yang dilakukan untuk meningkatkan kelas jalan, dengan cara betonisasi agar, jalan milik Pemkot Cilegon bisa dilalui oleh kendaraan yang kapasitasnya lebih dari delapan ton.
"Pemprov berjanji akan mengucukan anggaran Rp100 miliar pada 2012, dan meminta agar jalan tersebut statusnya menjadi jalan provinsi," katanya.
JLS yang dibangun sejak tahun 2004 sampai dengan 2009 serta menghabiskan anggaran Rp120 miliar, dan diresmikan penggunaannnya pada tanggal 1 januari 2010 , saat itu kondisinya baik.
"Saat diresmikan kondisi JLS sangat layak, dan anggaran Rp120 miliar itu digunakan untuk pembebasan lahan, pematangan lahan, mengupas gunung untuk kelayakan jalan dan konstruksi pengaspalan," katanya.
Sektor pariwisata merupakan sumber daya alam yang tidak akan habis dieksploitasi dan potensial untuk meningkatkan penerimaan bagi daerah, karena itu sudah selayaknya pemerintah memperhatikan pembangunan pariwisata serta sarana dan prasarana pendukungnya, terutama jalan.