Lebak, (ANTARABanten) - Sekolah Menengah Pertama (SMP) "Satu Atap (Satap)" 6, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, selama setahun mengembangkan jamur tiram dan kini sudah berhasil memenuhi permintaan pasar lokal.
"Kami memproduksi jamur tiram antara 200 sampai 300 kilogram per bulan," kata Kepala Sekolah SMP Satu Atap 6 Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Muhammad Yamin.
Menurut dia, pengembangan usaha budi daya jamur tiram untuk memotivasi siswa agar memiliki ketrampilan dan jiwa kewirausahaan.
Sebab siswa yang belajar di sini sebagian besar dari keluarga kurang mampu, apalagi lokasinya berada di pedalaman Kabupaten Lebak.
Karena itu, kata dia, jumlah siswa sebanyak 110 orang itu diharapkan memiliki ketrampilan dan jiwa usaha.
Bahkan, kelulusan angkatan kedua sebanyak 32 siswa yang akan diumumkan 4 Juni 2011 mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).
Mereka melanjutkan pendidikan dengan biaya dari budi daya jamur tiram setelah ada perusahaan di Rangkasbitung yang siap menampung produksi usaha tersebut.
"Kami merasa bangga anak-anak didik kami mau melanjutkan pendidikan atas biaya sendiri tanpa bantuan orang tua," ujarnya.
Dia mengatakan, pihaknya pada tahun ajaran 2011/2012 akan menerapkan kurikulum lokal (mulok) kerajinan jamur tiram agar anak-anak setelah lulus SMP bisa melanjutkan pendidikan atau menimal bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Saat ini, permintaan jamur tiram dari luar daerah cukup tinggi, seperti Cilegon, Jakarta dan Bekasi.
Namun, pihaknya belum bisa memenuhi permintaan tersebut karena proses pembuatan jamur tiram masih menggunakan cara-cara tradisional.
"Untuk memenuhi permintaan pasar lokal kami juga belum bisa memenuhi. Kami menjual jamur tiram Rp8.000 perkilogram," katanya.
Kepala Bidang SMP dan SMA/SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak H Asep Komar mengatakan, pihaknya terus membantu hasil produksi budidaya jamur tiram SMP Satu Atap 6 Kecamatan Sajira melalui promosi dan mengikuti pameran-pameran.
"Saat ini produksi jamur tiram sudah menghasilkan uang dan mampu membiayai pendidikan anak-anak," katanya.
Sementara itu, Awaludin, siswa SMP Satap 6 Kecamatan Sajira mengaku dirinya akan melanjutkan pendidikan ke SMK Rangkasbitung dengan biaya usaha budidaya jamur tiram.
"Kami bisa menghasilkan uang antara Rp200 sampai Rp250 ribu per bulan dengan usaha jamur tiram itu. Kami bisa melanjutkan pendidikan karena orangtua sudah tidak mampu membiayai sebagai buruh tani di kampung," ujarnya.***5***
SMP "Satap" Sajira Lebak Kembangkan Jamur Tiram
Kamis, 26 Mei 2011 7:30 WIB