Serang (ANTARABanten) - Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten menambah dua guru besar atau dua profesor, sehingga sudah memiliki enam guru besar.
"Dalam upaya penguatan sumber daya manusia, kami sudah memiliki enam guru besar dan 30 doktor," kata Rektor IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Prof Dr H M A Tihami usai pengukuhan dua guru besar tersebut di Serang, Rabu.
Dua guru besar yang dikukuhkan dalam sidang terbuka senat IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten tersebut yakni, Udi Mufradi Mawardi dikukuhkan sebagai guru besar tetap bidang Ilmu Kalam/Teologi Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah.
Serta E Syibli Sarjaya sebagai guru besar tetap bidang Hukum Islam pada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam.
Tihami mengatakan, dengan bertambahnya dua guru besar di lembaga yang dipimpinnya itu, diharapkan bisa memperkuat SDM di kampus tersebut dengan sumber daya yang bervariasi.
Apalagi saat ini sedang dalam proses pengembangan kampus II yang berlokasi di sekitar Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Kota Serang dengan luas tanah sekitar 50 hektare.
Selain itu, kata Tihami, para ilmuwan atau guru besar tersebut harus bisa mendialogkan aspek normatif teoritis berdasarkan hasil kajian akademis dengan aspek empirik atau aplikatif dalam kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya.
"Ciri-ciri ilmuwan itu harus bisa memahami kondisi kehidupan masyarakat dan mencarikan solusi dari permasalahannnya," kata Tihami.
Sebelum pengukuhan guru besar, E Syibli Sarjaya menyampaikan pidato mengenai hukum islam tentang wakaf tunai atau "cash wakaf", yakni wakaf yang diberikan umat Islam saat ini tidak terbatas hanya benda-benda tertentu seperti tanah, bangunan dan benda berat lainnya seperti zaman dahulu.
Tetapi, kata Syibli, wakaf yang diberikan oleh seorang sekarang bisa dalam bentuk uang tunai atau benda-benda ringan lainnya yang memberikan nilai manfaat bagi masyarakat dari benda yang diwakafkan tersebut.
Selain itu, kata dia, wakaf juga memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan zakat, diantaranya para pemanfaat atau peruntukan dari barang yang diwakafkan, tidak terbatas hanya untuk delapan golongan penerimazakat sebagaimana dalam Al-Qur'an.
"Wakaf akan bisa menjadi salah satu solusi pengentasan kemiskinan dan membantu lembaga sosial dan keagamaan. saat ini tinggal bagaimana pengelolaan atau manajemennya," kata Syibli Sarjaya.
Sementara itu Udi Mufrodi Mawardi dalam pidatonya menyampaikan tentang teologi Islam dan kepemimpinan. Dalam paparannya ia menyampaikan tentang presfektif teologi Islam tentang kepemimpinan, gaya kepemimpinan teologis serta nilai-nilai kepemimpinan teologis.
Ia mengatakan, menurut para teolog Islam, tuhan itu ada dan menyertai manusia dimana saja berada. Sehingga jika seorang pemimpin sadar tentang kemahahadiran Tuhan tersebut, maka di dalam dirinya tertanam kuat rasa tanggung jawab serta dalam menjalankan tugas kepemimpinannya tidak sewenang-wenang, sembrono dan tidak menganggap remeh.
"Selain kriteria dan gaya kepemimpinan teologis, seorang pemimpin juga harus memiliki nilai-nilai teologis sebagai manifestasi dari pengejawatantahan sifat-sifat tuhan dalam kepemimpinannya," kata Udi Mufrodi.
IAIN Maulana Hasanudin Banten Tambah Dua Profesor
Rabu, 22 September 2010 15:26 WIB