Lebak (ANTARABanten) - Petani di Kabupaten Lebak diimbau menggunakan pupuk organik pada musim tanam mendatang karena dapat meningkatkan produksi dan kesuburan lahan.
"Selama ini petani di sini masih tergantung pada pupuk non organik sehingga diharapkan mereka bisa mengganti dengan pupuk organik," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Sopiyan di Rangkasbitung, Selasa.
Sopiyan mengatakan, pihaknya terus mendorong petani beralih menggunakan pupuk organik dan meninggalkan pupuk subsidi non organik.
Penggunaan pupuk organik selain biaya produksi efisien dibandingkan pupuk non organik juga lahan tanaman tidak rusak.
Selama ini, kata dia, lahan pertanian mengalami degradasi tingkat kesuburan akibat penggunaan pupuk kimia tersebut.
Karena itu, pihaknya mengimbau petani diwajibkan menggunakan pupuk organik karena dapat meningkatkan produktivitas padi dalam upaya mendukung program ketahanan pangan.
"Kami terus melakukan sosialisasi penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran binatang ternak maupun sampah," katanya.
Menurut dia, pentingnya menggunakan pupuk organik itu, selain ramah lingkungan juga dapat membantu menyukseskan target surplus beras 2,2 juta ton tahun ini.
Bahkan, tahun 2010 Kabupaten Lebak diperkirakan surplus sekitar 15-20 persen dari 472.448 gabah kering giling (GKG).
Pemerintah daerah menargetkan 5,6 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare dan dipastikan bisa menghasilkan sekitar 5,9 ton GKP per hektare dengan menggunakan pupuk organik tersebut.
"Saya yakin jika menggunakan pupuk organik produksi gabah meningkat," ujarnya.
Ketua Gapoktan Daruasalam Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak, H Ubed mengatakan penggunaan pupuk organik merupakan alternatif sekaligus jawaban atas naiknya pupuk subsidi non organik.
Saat ini, lanjut dia, biaya produksi lebih tinggi menggunakan pupuk subsidi dibandingakn pupuk organik.
"Kami saat ini beralih ke pupuk organik berupa kompos dan kotoran binatang ternak," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah petani di Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku pada musim tanam kedua, petani disini memanfaatkan kotoran kerbau dan sampah untuk dijadikan pupuk organik.
Pemanfaatan pupuk organik tersebut karena ditunjang dengan ketersediaan bahan baku untuk dapat membuat sendiri.
"Saat ini petani sudah mampu membuat pupuk organik dari kotoran dan sampah itu dalam bentuk kemasan," kata Aliuding (55) Ketua Kelompok Tani Cipendeuy, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.