"Kami berharap intensitas curah hujan meningkat dan tanaman padi bisa dipanen Oktober mendatang," kata Samian (55) seorang petani Blok Cibungur Pasir Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Kamis.
Petani Kabupaten Lebak awalnya merasa prihatin, karena areal persawahan yang ditanami padi rata-rata 60-70 hari setelah tanam (HST) terjadi kekeringan.
Bahkan, di antaranya terdapat petak-petak sawah tanahnya terbelah akibat kemarau tersebut.
Namun, dirinya merasa bahagia setelah dua hari terakhir itu diguyur hujan deras sehingga persedian air terpenuhi untuk areal persawahan.
"Kami awal kebingungan melihat tanaman padi miliknya seluas satu hektare mengalami kekeringan akibat kemarau sejak Agustus 2020," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan, areal persawahan seluas 30 hektare dipetakan sawah tadah hujan dan petani bisa tanam jika memasuki musim hujan, sedangkan musim kemarau petak-petak sawah itu dibiarkan.
Mereka petani di sini juga kesulitan untuk mendapatkan pasokan air, karena tidak tersentuh jaringan irigasi juga tidak memiliki sumber potensi air, sehingga tidak bisa dilakukan pompanisasi.
"Bila musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan tentu petani tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan penyelamatan tanaman," katanya menjelaskan.
Samsudin (55) seorang petani Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya sangat terbantu adanya curah hujan lebat sejak dua hari terakhir ini, sehingga persedian air terpenuhi untuk tiga hari kedepan.
Tanaman padi di wilayahnya seluas 60 hektare dan sejak sepekan sudah terjadi kekeringan, namun dengan curah hujan bisa terpenuhi.
"Kami yakin jika sepekan curah hujan dipastikan tanaman padi bisa dipanen, karena tanaman padi rata-rata sudah berbuah butiran gabah," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penyuluh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dedi Iskandar mengatakan berdasarkan laporan tenaga penyuluh di lapangan bahwa diperkirakan tanaman padi yang usianya di atas 80 HST dipastikan aman dan bisa menghasilkan produksi pangan atau panen.
Sebab, curah hujan lebat berpeluang hingga pertengahan September 2020 berdasarkan BMKG.
Namun, pihaknya mengingatkan jika hujan lebat disertai petir agar petani tidak melakukan aktivitas di sawah guna mencegah sambaran petir.
"Semua tenaga penyuluh itu bisa memahami tentang cuaca,karena mereka sudah sekolah cuaca yang dilaksanakan BMKG itu," katanya.