Jakarta (ANTARA) - Deputi VII Badan Intelejen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto, menyatakan setiap ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus diantisipasi setiap warga tanpa memandang profesinya.
"Sebagai warga negara sudah seharusnya membela tanah air dengan segenap jiwa raga. Keselamatan rakyat dan potensi sumber daya alam yang terkandung di dalamnya mutlak untuk mendapat perlindungan," kata Hari di Jakarta, Rabu, dalam diskusi publik dengan tema "Aksi Selamatkan Indonesia, Selamatkan Dari Apa?
Menurut Hari, sudah menjadi kewajiban warga Indonesia untuk melindungi segenap tumpah darah sehingga kita harus sadari bahwa seluruh ancaman perlu diantisipasi supaya kita bisa lepas baik dari ancaman itu baik yang berasal dari dalam atau luar negeri.
Namun di mata BIN ancaman yang nyata dan yang dianggap saat ini serius adalah pandemi COVID-19, bukan yang lainnya. Oleh sebab itu semua pihak harus bersama-sama untuk menjaga keselamatannya masing-masing sehingga secara kolektif bisa menyelamatkan Indonesia dari dampak buruk akibat pandemi global tersebut.
"Ini yang menjadi perhatian kami untuk bagaimana di era sekarang ini di masa pandemi yang luar biasa dampaknya sebab tidak hanya masalah kesehatan tapi sudah menjadi masalah ekonomi pariwisata. Oleh karenanya kita (pemerintah) terus berupaya untuk secepatnya mengentaskan diri dari situasi yang sekarang melanda seluruh dunia," pungkas dia.
Sementara itu Ahli Hukum, Muhammad Kapitra Ampera menyoroti terbentuknya Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) yang didirikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin dan kawan-kawan yang dinilai sarat dengan kepentingan politis.
Pasalnya saat ini Indonesia secara pemerintahan cukup baik. Bahkan dia melihat upaya pemulihan ekonomi yang ambruk akibat pandemi COVID-19 lebih baik dibandingkan negara lainnya.
"Kita tidak melihat substansi masalahnya, kalau kita cinta pada negeri ini ayo kita fokus bagaimana membantu sesama manusia mengatasi wabah ini, ini musuh bersama," ujarnya.
Di tempat yang sama Pakar Politik Universitas Indonesia, Kusnanto Anggoro, menjelaskan bahwa saat ini musuh bersama bangsa Indonesia yang masih terus ada seperti nepotisme, korupsi, kekerasan dan lainnya.
Untuk menyelesaikan masalah negara yang sudah mendarah daging memang tidak mudah. Di luar itu untuk persoalan lain yang juga sangat serius adalah pandemi COVID-19. Sementara itu yang terkait dengan sistem tata negara dan pemerintahan serta ekonomi dinilai sudah baik.
Untuk menyelesaikan beberapa permasalahan negara khususnya terkait dengan pandemi COVID-19 diperlukan kerjasama dari seluruh pihak. Bahkan diperlukan kerjasama dengan lintas negara untuk segera menuntaskan pandemi global tersebut.
Dia melihat bahwa saat ini pemerintah mendapatkan kepercayaan yang luar biasa dari rakyat untuk menghadapi pandemi tersebut. Hal ini menjadi modal utama bagi pemerintah untuk bisa melawan musuh bersama.
"Kita ini tidak lebih buruk dari negara - negara lain seperti Singapura yang pertumbuhan ekonominya jatuh sangat dalam, kita meski kontraksi tapi relatif terukur. Tapi memang kita tidak sebagus negara Swedia, Islandia dan lainnya. Kinerja kita dalam lima tahun kemarin bagus dalam beberapa hal, tapi memang ada beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi," tukas Anggoro.
Lebih lanjut Pengamat Politik Unas, Roby Nurhadi, berharap kemunculan organisasi masyarakat dalam berbagai jenis tidak menambah masalah baru bagi bangsa Indonesia.
Menurutnya siapapun tokoh yang ada di dalam struktur organisasi harus bijak dalam menyikapi persoalan negara khususnya dalam sistem pemerintahan. Pasalnya saat ini pemerintah sedang fokus untuk mengatasi dan meminimalisir dampak buruk dari pandemi COVID-19.
Hal serupa juga disampaikan Direktur Eksekutif Sulut Political Institute, Risat Sanger, menyatakan bahwa pemerintah perlu mendapat dukungan yang kuat dari semua elemen masyarakat dalam mengatasi COVID-19.
"Kalau benar benar ingin ikut andil menyelamatkan Indonesia lakukan saja bersama-sama," katanya.
Ancaman terhadap NKRI harus diantisipasi setiap warga
Kamis, 13 Agustus 2020 18:46 WIB
Sudah menjadi kewajiban warga Indonesia untuk melindungi segenap tumpah darah sehingga kita harus sadari bahwa seluruh ancaman perlu diantisipasi supaya kita bisa lepas baik dari ancaman itu baik yang berasal dari dalam atau luar neger