Sahabat Roy Kiyoshi, Henry Indraguna menyebutkan, Roy mengkonsumsi obat tidur karena kesulitan tidur sejak adanya kebijakan pengetatan seperti kerja dari rumah (work from home/WFH) di tengah pandemi COVID-19.
"Permasalahannya Roy itu sejak kejadian WFH, dia enggak bisa tidur, makanya konsumsi obat tidur, itu aja tidak ada yang lain," kata Henry yang juga seorang pengacara, saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Menurut Henry, Roy mengkonsumsi obat tidur baru-baru ini saja karena ada pandemi COVID-19, selain itu karena memiliki gangguan tidur akibat kemampuan khususnya sebagai paranormal.
Henry mendapat kabar, Roy memiliki dokter pribadi di wilayah Jakarta Selatan untuk mengatasi gangguan tidurnya.
"Dia (Roy) memang kalau namanya punya kelebihan itu agak bermasalah di tidur, jadi sering dia konsultasi dengan satu dokter di daerah Jakarta Selatan," kata Henry.
Henry mengatakan dari keterangan keluarga bahwa obat yang ditemukan di kediaman Roy pada saat penggeledahan adalah obat tidur bukan narkoba.
"Bahwa Roy Kiyoshi itu tidak ada narkoba, jadi waktu digrebek itu ditemukan obat tidur," kata Henry.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Vivick Tjangkung mengatakan hasil tes urine Roy Kiyosi positif benzo.
Dikutip dari Wikipedia, Benzodiazepin adalah jenis obat yang memiliki efek sedatif atau menenangkan. Benzodiazepin diresepkan bagi mereka yang cemas atau tertekan dan dapat digunakan dalam pengobatan jangka pendek pada beberapa masalah tidur tertentu.
Benzodiazepin (BZD, BDZ, BZs), kadang-kadang disebut benzo, adalah kelas obat-obatan psikoaktif yang struktur kimianya adalah fusi dari cincin benzena dan cincin diazepine.
Obat pertama golongan itu, chlordiazepoxide (Librium), ditemukan secara tidak sengaja oleh Leo Sternbach pada 1955 dan tersedia pada tahun 1960 oleh Hoffmann-La Roche, yang sejak 1963 juga telah memasarkan benzodiazepine diazepam (Valium).
Pada saat penggrebekan di rumah Roy, petugas menemukan barang bukti 21 butir psikotropika.
Terkait informasi Roy Kiyoshi mengkonsumsi obat tidur berdasarkan resep dokter, Vivick mengatakan akan dijelaskan lebih lanjut oleh Kapolres Metro Jakarta Selatam Kombes Pol Budi Sartono.
"Nanti akan dijelaskan lebih lanjut oleh bapak Kapolres ya," kata Vivick.
Sebelumnya, Roy Kurniawan (33) atau Roy Kiyoshi ditangkap Satnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan terkait dugaan penyalahgunaan narkoba.
Penangkapan dilakukan Rabu (6/5) petang sekitar pukul 17.00 WIB di kediaman Roy di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Permasalahannya Roy itu sejak kejadian WFH, dia enggak bisa tidur, makanya konsumsi obat tidur, itu aja tidak ada yang lain," kata Henry yang juga seorang pengacara, saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Menurut Henry, Roy mengkonsumsi obat tidur baru-baru ini saja karena ada pandemi COVID-19, selain itu karena memiliki gangguan tidur akibat kemampuan khususnya sebagai paranormal.
Henry mendapat kabar, Roy memiliki dokter pribadi di wilayah Jakarta Selatan untuk mengatasi gangguan tidurnya.
"Dia (Roy) memang kalau namanya punya kelebihan itu agak bermasalah di tidur, jadi sering dia konsultasi dengan satu dokter di daerah Jakarta Selatan," kata Henry.
Henry mengatakan dari keterangan keluarga bahwa obat yang ditemukan di kediaman Roy pada saat penggeledahan adalah obat tidur bukan narkoba.
"Bahwa Roy Kiyoshi itu tidak ada narkoba, jadi waktu digrebek itu ditemukan obat tidur," kata Henry.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Vivick Tjangkung mengatakan hasil tes urine Roy Kiyosi positif benzo.
Dikutip dari Wikipedia, Benzodiazepin adalah jenis obat yang memiliki efek sedatif atau menenangkan. Benzodiazepin diresepkan bagi mereka yang cemas atau tertekan dan dapat digunakan dalam pengobatan jangka pendek pada beberapa masalah tidur tertentu.
Benzodiazepin (BZD, BDZ, BZs), kadang-kadang disebut benzo, adalah kelas obat-obatan psikoaktif yang struktur kimianya adalah fusi dari cincin benzena dan cincin diazepine.
Obat pertama golongan itu, chlordiazepoxide (Librium), ditemukan secara tidak sengaja oleh Leo Sternbach pada 1955 dan tersedia pada tahun 1960 oleh Hoffmann-La Roche, yang sejak 1963 juga telah memasarkan benzodiazepine diazepam (Valium).
Pada saat penggrebekan di rumah Roy, petugas menemukan barang bukti 21 butir psikotropika.
Terkait informasi Roy Kiyoshi mengkonsumsi obat tidur berdasarkan resep dokter, Vivick mengatakan akan dijelaskan lebih lanjut oleh Kapolres Metro Jakarta Selatam Kombes Pol Budi Sartono.
"Nanti akan dijelaskan lebih lanjut oleh bapak Kapolres ya," kata Vivick.
Sebelumnya, Roy Kurniawan (33) atau Roy Kiyoshi ditangkap Satnarkoba Polres Metro Jakarta Selatan terkait dugaan penyalahgunaan narkoba.
Penangkapan dilakukan Rabu (6/5) petang sekitar pukul 17.00 WIB di kediaman Roy di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020