PMI Kota Tangerang, Banten yang bekerjasama dengan Puskesmas Periuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada korban banjir yang mendiami pengungsian di Masjid Al-Jihad, Kecamatan Periuk pada Jumat (28/2).
"Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik korban banjir, karena banyak dari mereka yang merasakan pusing dan gatal-gatal," kata Kepala Biro Humas PMI Kota Tangerang Ade Kurniawan melalui sambungan telepon, Jumat.
Menurutnya, pemeriksaan ini untuk mengantisipasi adanya pengungsi yang kondisi kesehatannya buruk dan membutuhkan rujukan ke rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan, mayoritas pengungsi mengalami gatal-gatal dan pusing ini dikarenakan kondisi pengungsian yang serba terbatas.
Untuk warga yang hanya mengalami gangguan kesehatan ringan, pihaknya memberikan obat-obatan dan vitamin agar daya tahan tubuh mereka tetap terjaga dan sakitnya tidak menjadi parah.
Selain pemeriksaan kesehatan, relawan lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia ini juga menghibur anak-anak yang berada di pos pengungsian, seperti mengajak bermain, bercerita hingga mengajarkan mengaji agar mereka minimalnya bisa melupakan traumanya akibat rumahnya terendam banjir.
Sementara, Relawan PMI Kota Tangerang Khusnul khotimah menambahkan pelayanan pendamping dinilai cukup efektif untuk mengembalikan senyum anak-anak korban banjir ini, karena selama dipengungsian pastinya merasakan jenuh dan aktivitasnya terbatas.
"Sedih dan tidak betah tergambar pada anak-anak yang terdampak banjir yang menggenangi rumahnya sejak awal Februari 2020, tapi dengan memberikan pendampingan, anak-anak sudah mulai kembali ceria," tambahnya.
Pelayanan pendamping Psykososial Support Program (PSP) yang diberikan kepada anak yang tinggal di pengungsian rutin dilakukan pihaknya.
Melalui Interaksi seperti ini yang juga disisipkan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mereka bisa kembali semangat dan tetap menjaga kebersihan agar tidak mudah terserang penyakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fisik korban banjir, karena banyak dari mereka yang merasakan pusing dan gatal-gatal," kata Kepala Biro Humas PMI Kota Tangerang Ade Kurniawan melalui sambungan telepon, Jumat.
Menurutnya, pemeriksaan ini untuk mengantisipasi adanya pengungsi yang kondisi kesehatannya buruk dan membutuhkan rujukan ke rumah sakit.
Dari hasil pemeriksaan, mayoritas pengungsi mengalami gatal-gatal dan pusing ini dikarenakan kondisi pengungsian yang serba terbatas.
Untuk warga yang hanya mengalami gangguan kesehatan ringan, pihaknya memberikan obat-obatan dan vitamin agar daya tahan tubuh mereka tetap terjaga dan sakitnya tidak menjadi parah.
Selain pemeriksaan kesehatan, relawan lembaga kemanusiaan terbesar di Indonesia ini juga menghibur anak-anak yang berada di pos pengungsian, seperti mengajak bermain, bercerita hingga mengajarkan mengaji agar mereka minimalnya bisa melupakan traumanya akibat rumahnya terendam banjir.
Sementara, Relawan PMI Kota Tangerang Khusnul khotimah menambahkan pelayanan pendamping dinilai cukup efektif untuk mengembalikan senyum anak-anak korban banjir ini, karena selama dipengungsian pastinya merasakan jenuh dan aktivitasnya terbatas.
"Sedih dan tidak betah tergambar pada anak-anak yang terdampak banjir yang menggenangi rumahnya sejak awal Februari 2020, tapi dengan memberikan pendampingan, anak-anak sudah mulai kembali ceria," tambahnya.
Pelayanan pendamping Psykososial Support Program (PSP) yang diberikan kepada anak yang tinggal di pengungsian rutin dilakukan pihaknya.
Melalui Interaksi seperti ini yang juga disisipkan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mereka bisa kembali semangat dan tetap menjaga kebersihan agar tidak mudah terserang penyakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020