Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengingatkan masyarakat mewaspadai masa pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan untuk mengurangi resiko kebencanaan.

"Kami sudah menyampaikan surat imbauan ke kecamatan, desa/kelurahan dan masyarakat agar mewaspadai musim peralihan itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Kaprawi saat menggelar pelaksanakan pelatihan sukarelawan untuk penanganan evakuasi di Lebak, Minggu.

BPBD Lebak sejak dua pekan terakhir bersiap menghadapi masa pancaroba berdasarkan laporan BMKG Serang.

Masa pancaroba, menurutnya juga cukup berpotensi menimbulkan bencana alam, seperti angin kencang, badai petir dan hujan lebat, hingga banjir.

Selama ini, peluang cuaca buruk terjadi pada sore hari yang diwarnai angin kencang, sambaran petir dan hujan lebat.

Biasanya, kata dia, cuaca buruk tersebut  diawali dengan siang hari yang terik dengan suhu 33-34 derajat Celcius. Namun, tiba-tiba sore hari datang awan hitam  dan hujan lebat serta petir.

Karena itu  masyarakat diminta waspada terhadap adanya perubahan cuaca tersebut.

"Kami minta masyarakat selama dua pekan ke depan waspada masa pancaroba itu agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya menjelaskan.

Menurut dia, BPBD Lebak siap menyalurkan bantuan kepada korban angin kencang berupa beras, lauk pauk dan makanan siap saji.

Bantuan tersebut untuk meringankan masyarakat yang terkena musibah bencana alam di sejumlah kecamatan akibat masa peralihan ini.

Namun, pihaknya belum menerima laporan korban jiwa maupun luka akibat bencana tersebut.

"Sebagian besar rumah yang terterpa angin kencang biasanya terbuat dari bilik bambu dan atap rumbia," katanya menjelaskan.

Kaprawi mengemukakan BPBD kini mengoptimalkan petugas kebencanaan dan relawan bersiaga di Posko Utama untuk pelayanan kepada masyarakat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

Mereka para petugas kebencanaan dan relawan melayani masyarakat selama 24 jam dengan bergantian piket sebanyak 14 orang.

Selain itu juga peralatan evakuasi kebencanaan dalam kondisi baik dan bisa dioperasikan.

Sedangkan persediaan logistik untuk kebutuhan dasar mencukupi selama sembilan bulan ke depan, ujarnya.

"Kami berharap melalui pelatihan tenaga sukarelawan kebencanaan mampu melakukan penyelamatan dan evakuasi jika terjadi bencana alam," kata Kaprawi.

Sementara itu, Yanto, seorang relawan kebencanaan mengatakan dengan pelatihan ini ia memiliki kemampuan dan teknik berenang untuk melakukan evakuasi penanganan banjir.

Penanganan banjir, kata dia,  memerlukan pertolongan cepat agar korban tidak terseret aliran sungai.

"Kita juga dilengkapi peralatan penyelamatan di antaranya pakaian pelampung, motor perahu dan lainnya," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019