Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan bantuan 345 bahan bakar gas (BBG) dan juga mesinnya kepada nelayan di TPI Lempasing Bandarlampung.

"Bantuan itu untuk mendorong program konversi BBM ke bahan bakar gas BBG dan untuk solusi penyediaan energi alternatif ramah lingkungan khususnya kepada para nelayan dan petani," kata Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas ESDM Alimudin Baso di Bandarlampung, Kamis.

Menurutnya, konversi BBM ke BBG ini mampu memberikan kemudahan akses energi dan memberikan pilihan kepada para nelayan serta petani dan juga migrasi ke BBG ini dapat menghemat pengeluaran biaya bahan bakar yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan ekonomi.

Ia pun memastikan kepada masyarakat bahwa ketersediaan LPG juga akan tercukupi sebab pihaknya sudah meminta ke Pertamina untuk menambah stok tabung melon di Bandarlampung.

"Saya jamin mereka tidak akan mengalami kekurangan tabung gas karena Pertamina siap jaga kestabilan pasokan itu tapi kami harap juga, para ini nelayan tetap komitmen untuk beli gas melon ini di SPBU yang sudah kita siapkan," jelas Alimudin.

Ia juga mengemukakan dengan adanya program ini subsidi terhadap BBM bisa kurangi, dan untuk ke depan pihaknya pun akan membuat jaringan gas kota, namun yang harus mendapatkan dan menggunakan LPG 3 kilo ini yakni kelompok masyarakat yang memenuhi kriteria.

Sementara itu Wali Kota Bandarlampung, Herman HN mengapresiasi pemerintah pusat yang telah memperhatikan nelayan di kotanya dengan memberikan bantuan mesin kapal beserta BBG.

"Saya ucapkan terimakasih pada ESDM, karena bantuan ini adalah yang kedua kalinya, pertama bantuan gas diberikan di tahun 2017 dan 2019 ini diberikan lagi," tambah dia.

Menurut Herman, bantuan yang diberikan ini akan bermanfaat bagi nelayan dan dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sebab dengan menggunakan gas lpg konsumsi bahan bakar mereka akan lebih efisien.

"Kita telah himbau Pertamina agar menjaga ketersediaan LPG di Bandarlampung jangan sampai masyarakat sulit untuk dapatkannya," tegasnya.










 

Pewarta: Dian Hadiyatna

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2019